Disdikbud persiapkan bahan ajar muatan lokal budaya Mentawai

id Budaya mentawai

Disdikbud persiapkan bahan ajar muatan lokal  budaya Mentawai

Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet memberi materi dalam workshop bahan ajar muatan lokal untuk tingkat SMP. (Ist)

Tuapeijat (Antaranews Sumbar) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Mentawai sedang menyelesaikan bahan ajar muatan lokal budaya setempat untuk tingkat SMP.

Pemyelesaian bahan ajar muatan lokal budaya Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui workshop yang dilaksanakan di Hotel Jelita mulai selama lima hari mulai 24-28 September.

Tahun sebelumnya bahan ajar muatan lokal pendidikan budaya Mentawai telah selesai dan sudah diajarkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Mentawai sedang menggogok materi muatan lokal pendidikan Budaya Mentawai untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Terkait penyempurnaan materi bahan ajar mulok Bumen, Dinas Pendidikan dan Kebudayan Mentawai terus melibatkan Yayasan Citra Mandiri Mentawai dalam proses perancangan hingga menjadi bahan ajar yang diimplementasikan kepada murid.

Narasumber yang dihadirkan dalam penyusunan bahan ajar mulok Bumen Mentawai adalah Tarida Hernawati seorang peneliti budaya dari YCMM, Pdt. Panulis Saguntung, Pdt. Apolos Saleleubaja, juga Yudas Sabaggalet Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai yang sekaligus membuka workshop bahan ajar mulok tingkat SMP.

Selama ini beberapa guru muatan lokal Bumen mengaku materi bahan ajar Bumen untuk SMP masih disadur dari bahan ajar dari SD yang sudah ada.

“Selama ini materi yang kami ajarkan masih sedikit mengambir dari bahan ajar dari SD yang sudah ada tapi tetap disesuaikan konsumsi materi yang sesuai,” kata Mespin Zulian tenaga pengajar budaya Mentawai.

Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet berharap hasil dari kegiatan workshop ini materi bahan ajar mulok tersebut segera diselesaikan dan dapat diajarkan paling lambat tahun depan (2019).

“Harus segera diselesaikan materinya, implementasinya paling lambat tahun depan atau tahun ajaran baru,” kata Bupati setelah membuka acara workshop.

Upaya saat ini dilakukan Pemda Mentawai terkait guru muatah lokal budaya Mentawai akan dipersiapkan. “Soal guru-guru akan dipersiapkan semacam tenaga kontrak yang benar-benar mengerti budaya Mentawai,” ujar Bupati.

Bupati Mentawai menegaskan nilai-nilai budaya Mentawai harus diimplementasikan sejak usia dini, terutama di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

“Bagaimana kita memiliki kepercayaan diri kalau kita tidak tahu tentang budaya kita, budaya kita adalah identitas diri kita, budaya juga adalah bagaimana cara kita berpikir,” kata Bupati.

Dijabarkan Bupati bahwa budaya harus memiliki identitas diri, budaya harus bernilai, berguna, pemicu perkembangan, membangun peradaban baru.

“Tujuan kita adalah pelestarian budaya, atribut boleh berbeda atau dikreasikan tetapi nilainya harus tetap, kemudian perkembangan yang lebih berdaya guna, penguatan identitas artinya orang lain dapat menghargai budaya kalau kita menghargai budaya kita,” kata Bupati.

Pada workshop bahan ajar mulok Bumen ini pada intinya kata Bupati akan dikaji lebih real secara ilmiah tentang budaya Mentawai dari segi tata kehidupan dan agar lebih kuat dalam pengimplementasianya di sekolah.

“Kita harus berani memulai terkait adanya pertentangan atau dinamika itu wajar, kalau tidak kita tidak akan bisa,” kata Bupati.

Sermon Sakerebau Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Mentawai, menurutnya budaya Mentawai sudah mulai terkikis karena itu budaya Mentawai perlu dilestarikan.

“Budaya Mentawai harus kita selamatkan, penting pendidikan budaya Mentawai perlu diimplementasikan di sekolah, agar pengetahuan tentang Mentawai supaya tidak pudar, sehingga dalam workshop menghasilkan bahan yang benar-benar bermanfaat,” kata Sermon.

Sermon mencontohkan hal terkait dengan budaya misalnya dalam keluarga tidak lagi berani memanggil bajak, meinan, tetapi sekarang sudah panggil sebutan om, tante. “Kita harus bangga dengan identitas kita,” kata Sermon.