Padang (Antaranews Sumbar) - Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dianugerahi penghargaan pena emas dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) karena dinilai berjasa dalam perkembangan pers nasional, Jumat (21/9) di Aula Kantor Gubernur.
Sebelum penyerahan penghargaan pena emas, Irwan melakukan orasi dan tanya jawab lebih kurang sejam di hadapan 12 orang panelis yang dipimpin Ketua Umum PWI Margiono. Kemudian beranggotakan, Sekjen PWI Hendry Ch. Bangun, Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang, Ketua bidang Organisasi Sasongko Tedjo, Ketua Bidang Daerah Atal S. Depari, Ketua bidang Pendidikan Marah Sakti Siregar, Ketua bidang Luar Negeri Teguh Santosa. Lalu, empat panasihat PWI juga menjadi panelis Pena Emas, yakni Soleh Thamrin, Muhammad Noeh, Djoko Saksono, dan Asro Kamal Rokan.
Dalam orasinya Irwan menyebutkan, budaya literasi sudah dikenal sejak dahulu oleh masyarakat Minangkabau. Itu dibuktikan dengan temuan aksara Minangkabau. Lalu, cerita-cerita dari mulut ke mulut yang ada di tengah masyarakat menjadi sebuah tulisan yang dibukukan.
"Jadi, sejak dahulu. Masyarakat Minangkabau sudah mempunyai bakat menulis. Terlihat dari banyaknya karya yang dilahirkan lewat tulisan diantaranya, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Merantau ke Deli dan Di Bawah Lindungan Ka'bah karya Hamka, Salah Asuhan karya Abdul Muis, Sitti Nurbaya karya Marah Rusli, dan Robohnya Surau Kami karya Ali Akbar Navis," ungkapnya.
Tak hanya melahirkan penulis-penulis handal dengan karya yang terkenal. Namun, budaya literasi Minangkabau juga melahirkan tokoh penyair seperti Chairil Anwar, Taufiq Ismail dan tokoh sastra lainnya. Serta, keseharian masyarakat yang sering berdiskusi di warung-warung, banyak melahirkan tokoh nasional yang hebat berdiplomasi.
Sedangkan, untuk pers perkembangan pers di Sumbar banyak melahirkan tokoh-tokoh pers ditingkat nasional.
"Dapat dikatakan pers itu memang lahir dari Minangkabau. Banyak tokoh besar pers berasal dari Ranah Minangkabau. Yakni, Jamaluddin Adinegoro, Rosihan Anwar, Ruhana Kuddus. Jadi, hampir semua pahlawan dan tokoh nasional yang berasal dari Minangkabau mereka penulis dan mereka berjuang melalui tulisan," ulasnya.
Tambahnya, kemitraan sejajar antara pemerintah daerah dengan pers selama ini menjadi salah satu kekuatan, sehingga hubungan pers dengan pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
"Satu sama yang lain sama-sama menghormati fungsi dan tugas masing masing," tukasnya.
Usai orasi dan tanya jawab antara panelis dengan Gubernur Sumbar yang diuji untuk menentukan hasil penilaian penganugerahan pena emas ini, Ketua Umum PWI Pusat Margiono menyebutkan, orasi Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang berjudul 'Minangkabau Dalam Jati Diri Pers Nasional' penyampaiannya dihadapan panelis sangat bagus.
"Kita menilai orasi yang disampaikan Gubernur, serta tanya jawab beliau dengan beberapa panelis sangat bagus. Maka, PWI Pusat menilai dalam sidang pleno ini, nilai untuk Pak Gubernur Irwan adalah cumlaude. Ini merupakan nilai tertinggi, jarang yang mendapatkan cumlaude saat diuji, kebanyakan mendapatkan nilai sangat memuaskan,"ujarnya.
Tambah Margiono, penghargaan pena emas yang diberikan kepada Gubernur Sumbar Irwan Prayitno merupakan penghargaan kedua yang diterima orang Sumbar, pertama tokoh pers asal Sumbar, Rosihan Anwar. Kemudian Gubernur Irwan Prayitno.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno usai menerima penghargaan pena emas ini dapat menjadi suatu motivasi kedepannya lebih baik lagi. Apalagi, dalam meningkatkan kemitraan antara pers dan pemerintah.