18 nagari di Sumbar sangat tertinggal

id Nagari Tertinggal,Nasrul Abit,Munas BUMDes

18 nagari di Sumbar sangat tertinggal

Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Taufik Madjid (lima kiri) bersama Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit (empat kanan) membuka Munas Forum BUMDes se-Indonesia di GOR UNP Padang, Senin. (Antara Sumbar/ Mario Sofia Nasution)

Padang,(Antaranews Sumbar) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengatakan sebanyak 18 nagari (desa adat) di provinsi itu masuk dalam kategori sangat tertinggal sehingga perlu dilakukan percepatan pembangunan di daerah tersebut.

"Sumbar memiliki 16 nagari sangat tertinggal dan 198 nagari tertinggal, ini tugas kita bersama untuk mendorong mereka menjadi lebih baik," kata dia saat pembukaan Muysawarah Nasional Forum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) se-Indonesia di Padang, Senin.

Menurut dia pemerintah saat ini terus berupaya menjalankan Nawa Cita Presiden yakni melakukan pembangunan dari daerah pinggir dan tidak lagi terpusat ke pusat.

Ia mengatakan Sumbar memiliki 928 nagari atau desa adat yang dikategorikan melalui Indeks Desa Mandiri (IDM) yang oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Transmigrasi Tertinggal (Kemendes PDTT).

Ada sebanyak 16 nagari yang dinyatakan sebagai nagari mandiri, sebanyak 212 nagari maju dan 484 nagari berkembang. Sementara untuk nagari tertinggal ada 198 dan 16 nagari sangat tertinggal.

Nasrul menyebutkan dana desa yang masuk ke Sumbar dari 2015 hingg 2018 yakni sebesar Rp2,5 Triliun. Sementara bantuan untuk Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebesar Rp11 miliar dari tahun 2015 hingga 2018.

"Kita berharap setiap wali nagari dapat memanfaatkan anggaran tersebut untuk menyejahterakan masyarakat. Kita minta mereka melakukan terobosan dalam meningkatkan kualitas kehidupan mereka," kata dia.

Sementara Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Taufik Madjid pelaksanaan Munas Forum Bumdes ini untuk membangun sinergitas pelaku BUMDes dengan setiap elemen untuk peningkatan ekonomi masyarakat desa.

"Ada dua hal pokok yang harus kita tuntaskan, pertama peningkatan kualitas hidup masyarakat desa dengan pemenuhan kebutuhan sosial dasar masyarakat dan penanggulangan kemiskinan," ujarnya.

Dia berharapMunas ini dapat melahirkan gagasan ataupun solusi dari setiap persoalan yang ada di dalam tubuh BUMDes sehingga menghasilkan hal yang positif dan kontributif demi kemajuan BUMDes bersama ke depannya," kata dia.

Kegiatan dihadiri 500 perwakilan pengelola BUMDes se-Indonesia, 1.500 mahasiswa, dan 926 wali nagari dan kepala desa se-Sumbar. Selain itu juga dihadiri oleh Forkopimda, Rektor dan wakil rektor UNP, serta Staf Ahli Kebijakan Strategis Kemendes PDTT, Febby Datuk Bangso.

Kegiatan dimulai dengan seminar dan pelaksanaan Munas Forum Bumdes se-Indonesia. Kemudian pada Selasa (28/8) peserta akan menuju Kawasan wisata terpadu Mandeh untuk melakukan deklarasi.(*)