Kesempatan Indonesia meraih bonus demografi mulai 2020 hingga 2040 tidak serta merta hanya ditunggu waktu berjalan, perlu persiapan yang matang dan menyeluruh.
Seluruh daerah di Indonesia sudah seharusnya menyiapkan generasi saat ini menghadapi tingkat kompetensi yang besar saat mulai bonus demografi tersebut.
Tingkat kompetensi ini berdasarkan daya saing ekonomi, intelektual, teknologi dan budaya.
Sebuah pekerjaan besar bagi seluruh bangsa mengingat waktu yang sudah semakin dekat.
Di Indonesia salah satu daerah yang fokus dalam menyiapkan bonus demografi tersebut yakni Padang ibu kota provinsi Sumatera Barat.
Melalui Wali Kotanya saat ini Mahyeldi Ansharullah tengah menjalankan program pembinaan keluarga yang disebut "18.21".
Arti angka 18 dan 21 itu mengacu pada waktu pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Dalam hal ini program 18.21 menitikberatkan pada arahan pemerintah kepada orang tua untuk mendampingi anak pada rentang jam tersebut.
Acuannya pemerintah menetapkan beberapa kawasan atau perumahan yang dijadikan percontohan untuk penerapan program itu.
Kawasan yang ditetapkan sebagai percontohan program tersebut berdasarkan keinginan dari warga setempat untuk melaksanakan program persuasif tersebut.
Artinya tidak ada paksaan dari pemerintah untuk melaksanakan program itu.
Pada pelaksanaaanya, dalam hal pendampingan dilakukan sesuai jenjang usia dan pendidikan anak.
Orang tua yang baru memiliki anak balita mendampingi anak bermain, belajar, beribadah pada rentang waktu tersebut.
Orang tua memiliki anak yang merupakan siswa SD, SMP dan SMA didamping saat mengerjakan tugas sekolah, beribadah bersama dan belajar bersama
Dikatakan Mahyeldi dalam arahannya setiap sosialisasi orang tua saat mendampingi anak meninggalkan semua pekerjaan dan hobinya seperti berselancar di dunia maya.
Bahkan dalam semboyannya program 18.21 sama sekali tidak melibatkan ponsel atau telepon pintar dalam pembinaannya.
Sepintas program ini tidak ada yang istimewa sebab bukan sebuah aturan dan kewajiban yang perlu ditaati.
Namun dengan adanya percontohan tersebut tentu menjadi harapan program tersebut mendukung diraihnya bonus demografi.
Bila ditilik lebih jauh program ini cukup erat kaitannya dengan mempersiapkan generasi emas pada bonus demografi.
Prinsip yang diambil Pemeritah Kota Padang yakni mencegah ancaman dan bahaya dari luar dan pergaulan kepada generasi muda.
Pada analisisnya pemuda yang rusak dalam artian terjerumus pada narkoba, seks bebas atau tindakan kriminal penyebab salah satunya kurang bimbingan dan pengawasan orang tua.
Dengan adanya program pembinaan keluarga tersebut tentu akan berimplikasi positif pada kenyamanan dan ketenangan anak dalam menjalani kehidupan.
Seiring waktu anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang positif dan kreatif.
Dampaknya secara perlahan akan membangkitkan ekonomi dan teknologi, yang ujungnya pada kesejahteraan
Sepintas program 18.21 ini sulit direalisasikan mengingat tingginya kepentingan dan kebutuhan hidup saat ini.
Akan tetapi bila didampingi dengan pemahaman agama tentu juga akan berjalan sesuai norma dan aturan.
Ditambah dengan asupan pengetahuan dan budaya bangsa lokal yang menjunjung tinggi etika dan sikap, program pembinaan ini akan menemui sasaran.
Mungkin tidak dapat diterka rentang waktu yang diperlukan menuju ke arah sana atau taksiran kesuksesannya.
Setidaknya ini telah menjadi bentuk perhatian serius pemimpin kepada yang dipimpinnya dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sejauh ini memang baru segelintir di Padang yang melaksanakan hal tersebut diukur dari masih sedikitnya wilayah percontohan program.
Hanya saja bagi Kota Padang ini telah menjadi pondasi untuk membentuk generasi emas menuju bonus demografi. (*)