Padang, (Antaranews Sumbar) - Pakar gempa Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, Dr Badrul Mustafa berharap peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April dapat meningkatkan kesadaran serta kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi risiko bencana.
"Peringatan hari kesiap-siagaan bencana juga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan membangun budaya gotong royong, kerelawanan serta kedermawanan seluruh pemangku kepentingan," kata dia di Padang, Kamis.
Ia melihat pada peringatan serentak kedua pada tahun ini persiapan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan jauh lebih serius dengan melibatkan masyarakat, sekolah, lembaga pemerintah, hingga perguruan tinggi.
"Ini ditandai dengan cukup banyak spanduk yang beredar untuk mengimbau warga melakukan evakuasi mandiri di tempat masing-masing serta edaran untuk melakukan latihan," ujar dia.
Tidak hanya itu pada Kamis pukul 10:00 WIB juga akan dibunyikan sirene tanda evakuasi gempa dan tsunami sebagai isyarat bagi masyarakat agar segera menyelamatkan diri khususnya di daerah yang berpotensi tsunami yaitu Padang, Mentawai, Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Pasaman Barat.
Ia melihat dalam beberapa waktu terakhir masyarakat sudah mulai tidak panik ketika terjadi sejumlah gempa kecil pada April menandakan warga sudah lebih siap.
Badrul menyampaikan berdasarkan hasil peneltian saat ini di segmen Siberut, Mentawai masih tersimpan energi yang dapat menimbulkan gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter.
Namun dengan cukup seringnya terjadi gempa dengan intensitas kecil dari segmen tersebut maka puncak kekuatan gempa ketika energinya dilepaskan akan berkurang, kata dia.
Ia juga berharap saat dilakukan evakuasi mandiri masyarakat harus lebih serius sehingga ketika bencana terjadi akan lebih siap.
Sebelumnya Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono meminta seluruh daerah mempersiapkan diri menghadapi bencana dan jangan terlena hanya karena daerah yang jauh dari laut atau sumber gempa.
Menurut Rahmat, gempa bumi tidak pernah membunuh tetapi reruntuhan bangunan yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, oleh sebab itu masyarakat sebaiknya mendirikan bagunan yang ramah gempa bumi untuk meminimalkan korban.
Berita Terkait
Pakar: Gempa magnitudo di atas tujuh bisa sebabkan tsunami
Selasa, 25 April 2023 12:49 Wib
Ketua MPR RI dan Ketua Majelis Turki bahas agresi Israel ke Palestina
Selasa, 18 Mei 2021 9:34 Wib
Wakil Gubernur Lampung Jadi Saksi Kasus Mustafa
Kamis, 4 Maret 2021 13:50 Wib
Anwar Ibrahim Bertemu Raja Malaysia
Selasa, 13 Oktober 2020 13:02 Wib
Raja Malaysia nyatakan Muhyiddin layak dilantik sebagai perdana menteri, berikut alasannya
Senin, 18 Mei 2020 14:02 Wib
Raja Malaysia mengagumi arsitektur Candi Borobudur
Rabu, 28 Agustus 2019 19:49 Wib
Muslim Krimea kecewa atas diamnya dunia Islam atas pencaplokan wilayah itu oleh Rusia
Selasa, 14 Agustus 2018 17:14 Wib
PKS daftarkan 212 caleg perempuan untuk berlaga di pemilu 2019
Rabu, 18 Juli 2018 6:59 Wib