16.000 lebih puisi tentang bahaya narkoba pelajar Padang Panjang bakal pecahkan rekor MURI

id Rekor MURI menulis puisi terbanyak,Pemecahan Rekor Muri menulis puisi,temu penyair asia tenggara

16.000 lebih puisi tentang bahaya narkoba pelajar Padang Panjang bakal pecahkan rekor MURI

Sosialisasi kegiatan menulis puisi terbanyak untuk memecahkan rekor MURI pada kepala sekolah dan guru-guru di Padang Panjang, Kamis(19/4). (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti)

Puisi ini akan ditulis oleh seluruh pelajar di Padang Panjang mulai dari tingkat SD sampai SMA dan sederajat
Padang Panjang, (Antaranews Sumbar) - Puisi bertemakan bahaya narkoba yang bakal ditulis pelajar se-Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, dalam memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) berjumlah lebih dari 16.000.

"Puisi ini akan ditulis oleh seluruh pelajar di Padang Panjang mulai dari tingkat SD sampai SMA dan sederajat," kata Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan setempat, Joni Aldo di Padang Panjang, Kamis.

Ia menambahkan agar pemecahan rekor tersebut berjalan sesuai dengan rencana pihaknya mulai melakukan persiapan dengan menginformasikan terlebih dahulu kegiatan itu kepada para kepala sekolah dan guru.

"Karena yang akan menulis puisi adalah para siswa dari semua sekolah di Padang Panjang dan jumlah puisi yang akan ditulis lebih dari 16.000 maka perlu ada persiapan bagaimana bentuk pelaksanaannya nanti," ujarnya.

Penulisan puisi terbanyak dijadwalkan pada 5 Mei 2018 dalam kegiatan temu penyair Asia Tenggara. Rekor sebelumnya dipegang oleh Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Ketua Forum Pegiat Literasi setempat, Muhammad Subhan menerangkan puisi yang ditulis mengangkat tema bahaya narkoba dan menjadi bentuk kampanye para pelajar menolak penyalahgunaan obat terlarang tersebut.

Sebagai daerah yang berada di jalur perlintasan, ia menilai Padang Panjang di posisi rentan terhadap bahaya penyalahgunaan narkoba.

"Banyak cara yang dilakukan orang dalam menolak narkoba, kalau di literasi kami mencoba melakukan kampanye tolak narkoba dengan cara menulis puisi oleh para siswa," katanya.

Pada pelaksanaannya, ia mengajak pihak sekolah membantu mendokumentasikan kegiatan penulisan puisi bahaya narkoba dan disebarluaskan melalui media sosial.

"Jadi bukan sekadar aksi satu hari saja, kami ingin masyarakat mencintai karya sastra khususnya puisi dan dengan tema yang diangkat bisa menjadi pengingat terutama bagi siswa yang menulisnya bahwa narkoba berbahaya," ujarnya.