50 persen daerah belum terakses komunikasi, ini harapan Mentawai terkait program BP3TI

id internet

50 persen daerah belum terakses komunikasi,  ini harapan Mentawai terkait program BP3TI

Ilustrasi - (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/ss/kye/15./)

Ini harapan kami karena masih ada 50 persen luas daerah di Mentawai yang belum terakses komunikasi
Mentawai, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, berharap program pembangunan tower melalui Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) tetap dilanjutkan di daerah itu.

"Ini harapan kami karena masih ada 50 persen luas daerah di Mentawai yang belum terakses komunikasi," kata Kepala Bidang Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Mentawai, Benny Sinaga di Tuapejat, Jumat.

Ia menjelaskan, program Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI melalu BP3TI memberikan dampak signifikan terhadap keterbukaan akses komunikasi di daerah itu.

Lebih lanjut ia menyebutkan, pada 2017 pihaknya sudah membangun 13 tower komunikasi di beberapa lokasi, selanjutnya pada 2018 tujuh tower juga sudah aktif semuanya merupakan bantuan dari program BP3TI.

"Pada 2018 target akan menyelesaikan 15 tower lagi, sampai Maret ini baru tujuh tower yang selesai pengerjaannya," katanya.

Tujuh tower tersebut dibangun di daerah Sigapokna Siberut Barat, Sotboyak, Sirilogui Siberut Utara, Madobag Siberut Selatan, Berkat, Goiso Oinan Sipora Utara, dan Matobe Sipora Selatan.

Pada pengajuan awal pembangunan tower kepada BP3TI, pihaknya mengajukan sebanyak 49 titik, namun saat ini baru disetujui 28 titik lokasi.

"Artinya masih ada sisa 21 titik lokasi yang kami harapkan untuk tetap terus dilaksanakan di Mentawai," harapnya.

Benny mengklaim, jika Kemenkominfo melalui BP3TI merealisasikan pembangunan tower di 21 titik lokasi tersebut, 90 persen daerah di Mentawai sudah terakses komunikasi meskipun baru sebatas komunikasi voice (suara).

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Mentawai, Desti Seminora mengatakan, pembangunan jaringan komunikasi akan memberikan dampak positif terhadap pariwisata di daerah itu.

"Selain kemudahan bertukar informasi serta pengawasan wisatawan, juga berdampak pada kemudahan promosi daerah itu sendiri," katanya.

Ia juga berharap, pembangunan akses komunikasi tidak hanya suara, namun juga melayani jaringan data dan penyedian wifi id yang banyak di berbagai lokasi objek wisata.