Hubungan anak-orang tua kurang harmonis karena teknologi, ini solusinya menurut pakar pendidikan UNP

id Sufyarma Marsidin

Hubungan anak-orang tua kurang harmonis karena teknologi, ini solusinya menurut pakar pendidikan UNP

Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP), Prof Sufyarma Marsidin. (ANTARA SUMBAR/Mario S Nasution)

Saat ini komunikasi anak dengan orang tua mulai tidak berjalan baik karena pengaruh teknologi dan beban ekonomi yang membuat para orang tua sibuk mengejar kebutuhan hidup
Padang, (Antaranews Sumbar) - Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Sufyarma Marsidin mengatakan orang tua harus terlibat aktif dalam mendidik anak agar lebih siap menghadapi kemajuan zaman.

"Saat ini komunikasi anak dengan orang tua mulai tidak berjalan baik karena pengaruh teknologi dan beban ekonomi yang membuat para orang tua sibuk mengejar kebutuhan hidup," kata dia di Padang, Sabtu.

Guru besar ilmu pendidikan UNP ini mengatakan akibat dari kesibukan itu orang tua menyerahkan urusan pendidikan anak mereka seutuhnya kepada sekolah. Hal ini telah berjalan cukup lama sehingga timbul berbagai macam kenakalan remaja seperti pergaulan bebas, narkotika, tawuran dan perbuatan kriminal lainnya.

Menurut dia meskipun beban ekonomi cukup besar dirasakan oleh orang tua, seharusnya mereka dapat meluangkan waktu khusus kepada anak mereka seperti menyediakan waktu makan malam dengan anak. Kegiatan itu dapat diisi dengan diskusi, mendengarkan keluhan anak, memberikan nasehat, masukan dan arahan kepada anak.

"Hal itu akan membuat anak memiliki kedekatan emosional dengan orang tua," kata dia.

Ia menjelaskan sistem pendidikan terbagi dalam tiga ruang yaitu pendidikan keluarga, pendidikan dari masyarakat dan pendidikan dari sekolah. Ketiga sistem itu memiliki peran masing-masing dalam menentukan keberhasilan pendidikan anak.

Di Minangkabau sendiri sistem pendidikan keluarga ini telah berjalan sejak dulu, namun saat ini hal itu mulai tergerus oleh perkembangan zaman dan teknologi.

Orang tua dan mamak memiliki peran dalam mengajarkan pendidikan informal seperti pelajaran agama, adat, budaya, suku, dan lainnya.

Salah satu contohnya adalah pengenalan kato nan ampek (kata yang empat) yakni kato mandaki, kato malereang, kato mandata, dan kato manurun. Kato nan ampek itu mengajarkan sopan santun dalam bergaul baik dengan orang tua, orang yang lebih tua, teman sebaya dan orang yang lebih kecil.

"Kato nan ampek ini bukan hanya kata-kata semata, namun sebuah sistem yang harus dimiliki oleh orang Minangkabau. Hal ini mulai pudar di kalangan generasi muda sehingga diperlukan peranan niniak mamak, para orang tua dan masyarakat agar sistem ini tetap berjalan," kata dia. (*)