Terkait penelitian Maarif Institute, gubernur sumbar : tidak ada tindakan radikal siswa di sumbar

id Gubernur

Terkait penelitian Maarif Institute, gubernur sumbar : tidak ada tindakan radikal siswa di sumbar

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno. (cc) (cc/)

Tidak ada siswa yang radikal di Sumbar
Oleh Miko Elfisha

Padang (Antaranews Sumbar ) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno tidak sepakat dengan hasil penelitian Maarif Institute yang menyebut Pelajar SMA di Padang paling rentan terpapar radikalisme, apalagi jika paham radikal itu masuk dari aktivis rohis.

"Kita di Sumbar aman-aman saja. Tidak ada tindakan siswa yang anarkis mengarah radikalisme," kata dia di Padang, Senin.

Ia mengatakan hal itu menanggapi hasil penelitian dari salah seorang peneliti Maarif Institute.

Menurutnya kegiatan rohis di sekolah-sekolah di Sumbar cukup bagus karena mendorong siswa untuk hafal Al Quran.

Hafal Al Quran akan membuat siswa menjadi lebih santun dan makin jauh dari sikap radikal apalagi terorisme.

"Lihat saja jumlah teroris yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dari ribuan orang teroris, yang berasal dari sumbar hanya 0,000 sekian persen," kata dia.

Bahkan sebagian besar teroris asal Sumbar itu terpapar paham radikal di luar Sumbar.

Jadi menurut dia penelitian harus melihat lihat fakta dan data, jangan pakai asumsi, apalagi kalau dibangun dengan buruk sangka.

"Misalnya orang belajar islam nanti jadi teroris, itu salah. Rohis mendorong siswa hafal Al Quran, apakah itu yang disebut dengan paham radikal yang tumbuh jadi terorois. kalau itu saya tidak sepakat," kata dia.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Suhardi Alius saat membuka pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Padang, Agustus 2017 menyebutkan ada belasan teroris asal Sumbar yang telah ditangkap.

Orang-orang itu diantaranya R alias I Alias Z Alias AZ dari Bukittinggi, Ys alias KH dari Padang Panjang, Jt alias H alias Haf dari Payakumbuh, DS alias A alias AI dari Sangir Solok Selatan.

Kemudian Y alias H dari Koto Kecil Pasaman, AH alias M dari Pasaman, Rrp alias Aw alias R dari Bukittinggi, Hb dari Bukittinggi, Asm dari Pasaman.

Fitr alias Butet dari Bukittinggi (ISIS), HJern dari Bukittinggi (ISIS), Ah dari Bukittinggi, PR alias UJ dari Padang, APR dari Pasaman Barat, Mass dari Tapian, dan R alias I dari Tapian.

Jumlah orang itu tidak sampai 1 persen dari jumlah terorisme yang didata BNPT.*