Sarilamak, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, memaksimalkan pembinaan terhadap koperasi yang tidak aktif atau "sakit" agar kembali beroperasi seperti yang semestinya.
Kepala Dinas Perdangangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Limapuluh Kota Elfi Rahmi saat dihubungi dari Payakumbuh, Senin mengatakan, saat ini ada 201 koperasi di daerah itu, namun yang aktif hanya 137 unit.
"Koperasi yang tergolong aktif hanya 137, selebihnya ada yang tidak aktif dan juga aga yang bubar," kata dia.
Ia mengatakan, pihaknya tidak langsung menutup koperasi-koperasi yang kondisinya sakit tersebut, namun berusaha untuk membangkitkan kembali dengan beberapa program, mulai pembinaan manajerial hingga pendampingan sampai koperasi itu benar-benar sehat dan mandiri.
Pemerintah daerah, kata dia, sudah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap sejumlah koperasi akhirnya mampu bangkit dan mandiri.
Menurut dia, sejumlah koperasi yang sakit tersebut karena koperasi bersangkutan "nakal", mereka hanya ingin mendapatkan kucuran modal, baik dari pemerintah maupun pemilik modal namun tidak memenuhi syarat berdirinya sebuah koperasi termasuk juga keanggotaan.
Selain itu, ada kepengurusannya serta anggotanya yang bubar bahkan ada diantara pengurus dan anggota tidak menetap di daerah itu sehingga menjadi kendala dalam mengoperasikan sebuah koperasi.
Meski ada sebagian yang sakit, namun juga banyak koperasi yang mampu bertahan dan mandiri, bahkan berkembang sangat bagus.
Elfi menyebutkan saat ini sebagian besar koperasi yang ada di kabupaten tersebut bergerak pada sektor simpan pinjam, warung serba ada (waserda), pupuk serta menyediakan bahan-bahan pertanian.
"Selain memberikan modal, koperasi juga menyediakan kebutuhan harian serta kebutuhan petani, seperti pupuk subsidi dan racun-racunan," kata dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi III Bidang Keuangan DPRD Sumbar Sitti Izzati Azis mengharapkan semua koperasi di provinsi itu jeli melihat prospek usaha agar dapat tumbuh dan berkembang dalam mendorong peningkatan ekonomi anggotanya.
"Banyaknya koperasi yang sudah tidak aktif di Sumbar, lebih kepada karena tidak mampu menangkap peluang usaha yang akan digarap sehingga mati karena usahanya tidak berjalan baik," kata dia di Padang, Selasa.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar jumlah koperasi tidak aktif di provinsi itu hingga Desember 2016 mencapai 1.168 unit dari total keseluruhan 4.051 koperasi.
Ia menilai ketidakmampuan koperasi berkembang bukan karena alasan kekurangan modal semata ataupun ketidakmampuan manajemen. Karena sudah banyak peluang untuk permodalan koperasi dan dinas terkait juga terus melakukan pelatihan-pelatihan kepada koperasi. (*)
