Mentawai, (AntaraSumbar) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai memeriksa kesehatan 332 ekor hewan ternak babi dari Kabupaten Padangpariaman, yang sebelumnya diamankan oleh pihak kepolisian Mentawai sejak Jumat (28/1).
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi di Tuapejat, Selasa, mengatakan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan hewan tersebut secara menyeluruh dan memastikan tidak ada penyakit yang dibawa oleh hewan itu.
"Dari hasil pemeriksaan, asal usulnya hewan itu sudah jelas, termasuk juga surat-suratnya. Tidak ada indikasi membawa penyakit apapun. Kami juga sudah bekerjasama dengan tim kepolisian Polres Mentawai untuk mengecek kondisi hewan ternak tersebut," katanya.
Ia menambahkan, hewan ternak babi yang berasal dari nagari Pasarusang, Kabupaten Padangpariaman tersebut, juga memiliki kelengkapan surat, seperti surat-surat lalu lintas jalan ternak, surat izin jalan dari kepolisian Padangpariaman dan surat karantina dari pihak Pelabuhan Teluk Bayur.
Lebih lanjut ia mengatakan, adanya hewan yang mati selama menempuh perjalanan dari Pelabuhan Bungus, Kota Padang sampai Pelabuhan Tuapejat yang mencapai 69 ekor karena mengalami dehidrasi dan kelaparan serta terinjak oleh hewan lainnya.
"Sebelumnya ada dugaan hewan yang mati tersebut karena penyakit, namun setelah diperiksa itu murni karena kelalain pemiliknya," katanya.
Saat ini seluruh hewan tersebut diamankan di tiga tempat yakni, jalan raya Tuapejat, kilometer nol, kilometer 0,5 dan kilometer 6 desa Sido Makmur, kecamatan Sipora Utara. Di samping itu, kata Novriadi, hewan ternak tersebut sudah diketahui pemiliknya, yakni Munthe, salah seorang pengusaha ternak babi di Mentawai.
Sebelumnya, hewan ternak babi tersebut, diangkut menggunakan 4 unit truk colt diesel dari pelabuhan Bungus menuju Tuapejat. Dari atas truk tersebut, tercium aroma yang menyengat, akibat babi-babi yang telah mati membusuk.
Kapolres kepulauan Mentawai, AKBP Reko Indro Sasongko saat dihubungi, membenarkan penyebab kematian hewan ternak tersebut, akibat dehidrasi dan kelaparan.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan, bahwa kematian hewan ternak babi di atas kapal tersebut, bukan karena penyakit, tapi murni karena dehidrasi dan kelaparan di atas truk. Ini masih bisa dikoordinasikan, untuk hasil pemeriksaan bisa ditanyakan langsung ke dinas terkait," kata Reko. (*)