Sawahlunto, (AntaraSumbar) - Penampilan seni wayang berbahasa "Tansi" yang dibawakan dalang Ki Slamet bersama paguyuban seni Bina Laras Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menandai penutupan Festival Wayang Nusantara 2015, Sabtu malam (24/10).
Pimpinan Produksi Fewanusa 2015, Syukri SSn, di Sawahlunto, Minggu, mengatakan bahasa Tansi yang digunakan Ki Slamet sebagai media menyampaikan cerita salah satu sekuel kisah perang Bharatayudha dalam penampilannya tersebut, adalah bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat di kota itu yang berasal dari pembauran bahasa para buruh paksa yang juga biasa disebut "Orang Rante" di zaman pemerintahan kolonial Belanda, yang terdiri dari berbagai ragam suku di Indonesia, seperti suku Melayu, suku Minang dan suku Jawa.
"Dari literatur sejarah yang ada, para buruh paksa tersebut berusaha menggalang bentuk komunikasi yang bisa dimengerti oleh seluruh orang rante, termasuk dalam seni budaya yang mereka tampilkan kala itu sehingga menjelma menjadi sebuah rasa persaudaraan dan rasa sebangsa serta setanah air," jelasnya.
Menurutnya, diangkatnya kembali seni perwayangan berbahasa tansi merupakan sebuah upaya pihak Pemerintah Kota Sawahlunto dalam melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya dari sebuah peradaban abad-19, yang pernah menjadikan kota itu sebagai sebuah bandar cukup ramai dan maju serta dikenal luas hingga mancanegara.
Hal itu, jelasnya, dilakukan guna mendukung visi Kota Sawahlunto sebagai kota wisata tambang yang berbudaya yang saat ini juga sedang diperjuangkan untuk meraih predikat kota tua warisan dunia oleh UNESCO.
Sementara itu, Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, dalam sambutannya pada penutupan kegiatan Fewanusa 2015 memberikan apresiasi yang tinggi bagi semua pihak yang telah mendukung suksesnya kegiatan tersebut.
"Sebagai kota wisata tambang yang berbudaya, kami beserta institusi terkait lainnya berupaya mewadahi seluruh kegiatan pagelaran seni budaya yang ada dan hadir sebagai kearifan lokal masyarakat kota ini sejak lama," kata dia.
Khusus untuk kegiatan festival wayang kulit, lanjutnya, pihak Kementrian Pariwisata sudah memberikan sinyal untuk mendukung pelaksanaannya di tahun 2016, dan akan meningkatkan festival wayang tersebut menjadi berskala internasional yang akan diikuti beberapa negara di Asia dan Eropa.
Dia berharap, apa yang sudah dicapai serta target yang akan dituju melalui kegiatan-kegiatan pagelaran seni budaya tersebut, mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat serta pembangunan bidang kepariwisataan yang menjadi salah satu agenda kerja prioritas pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di provinsi Sumbar.
"Semua hanya bisa dicapai dengan kerja keras serta niat yang tulus untuk membangun kota ini oleh semua pihak terkait bersama seluruh masyarakat," kata dia. (cpw7)
Berita Terkait
Kuasa hukum sebut Tom Lembong akan diperiksa kembali pada Selasa
Sabtu, 2 November 2024 11:08 Wib
Meskipun telah dimulai 2015, belum semua desa gunakan Dana Desa untuk Perhutanan Sosial
Rabu, 15 Maret 2023 17:52 Wib
2015 hingga 2023, Pemerintah kucurkan Rp9,6 triliun biayai pembangunan kampus keagamaan
Minggu, 22 Januari 2023 10:42 Wib
Pemkab Agam perbaiki bendungan Batang Bawan rusak sejak 2015 (Video)
Kamis, 4 Agustus 2022 16:43 Wib
Tak tuntas sejak 2015, Camat Payakumbuh Timur turun langsung selesaikan persoalan tanah jalan
Rabu, 23 Februari 2022 13:20 Wib
Sejak 2015-2021, ini sejumlah penghargaan diterima Pabrik AQUA Solok
Selasa, 12 Oktober 2021 16:57 Wib
PLN Sumbar menerima resertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2015
Senin, 11 Oktober 2021 15:11 Wib
Tanggapan AS atas usulan Iran untuk sama-sama kembali ke pakta nuklir
Rabu, 3 Februari 2021 10:39 Wib