Minyak Perpanjang Kerugian Karena Opec Pangkas Proyeksi Permintaan

id Opec Pangkas Proyeksi Permintaan

New York, (Antara/AFP) - Harga minyak mentah dunia memperpanjang kerugian mereka pada Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh berlanjutnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global ketika OPEC menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan untuk tahun depan.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 63 sen menjadi berakhir di 44,00 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober, patokan global untuk minyak mentah, jatuh menjadi menetap di 46,37 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,77 dari penutupan Jumat lalu.

Kedua kontrak utama telah jatuh pada Jumat (4/9), menutup kerugian mingguan sekitar tiga persen. Kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global, yang telah melebihi permintaan, mendorong harga minyak mentah turun lebih dari setengahnya sejak Juni 2014.

Pada Senin, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada 2016 karena pasar-pasar negara berkembang, motor ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir, berjuang dengan melambatnya pertumbuhan.

Kartel mengatakan permintaan akan tumbuh sebesar 1,29 juta barel per hari menjadi 94,08 juta barel per hari pada tahun depan, 50.000 barel lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Pasar juga fokus pada keputusan tingkat suku bunga Federal Reserve yang akan datang pada Kamis (17/9), dengan spekulasi terpecah atas apakah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuan federal fund untuk pertama kalinya sejak 2006.

"Pasar minyak sedang menguji sisi negatifnya di perdagangan Senin, di tengah kekhawatiran atas pelambatan yang terjadi dalam perekonomian Tiongkok dan ketidakpastian mengenai apakah

FOMC akan memilih untuk menaikkan suku bunga pekan ini," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Analis mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan dari tingkat nol kemungkinan akan mendorong dolar lebih tinggi, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal dan berpotensi lebih lanjut meredam permintaan. (*)