Susi Ingin Semua Pihak Perhatikan Nasib ABK WNI

id Susi, nasib, abk, wni

Susi Ingin Semua Pihak Perhatikan Nasib ABK WNI

Susi Pudjiastuti.

Jakarta, (AntaraSumbar) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menginginkan berbagai pihak memperhatikan nasib awak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia yang diberitakan banyak yang terlunta-lunta di luar negeri.

"Berita dari media ada kematian lima ABK WNI di kapal Taiwan di lautan Senegal akibat kelaparan dan malnutrisi karena terlambatnya suplai bahan makanan," kata Susi Pudjiastuti dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Menurut Susi, berdasarkan data investigasi yang dilakukan di seluruh dunia, diperkirakan telah mempekerjakan hampir 700 ribu ABK, di mana 210 ribu ABK berasal dari Indonesia.

Menteri Susi mengungkapkan, tipikal modus pencurian ikan di berbagai perairan internasional adalah dengan mempekerjakan ABK di wilayah lautan yang kebangsaannya berbeda dengan pemilik wilayah tersebut.

"Contohnya orang WNI tidak dipekerjakan di Indonesia, tetapi di tempat lain seperti Selandia Baru, Rusia," ungkapnya.

Susi juga melaporkan adanya laporan dari orangtua yang kehilangan kontak dengan anak mereka yang bekerja di kapal di luar negeri.

Sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan hasil autopsi lima WNI ABK perusahaan Taiwan Chi Hsiang Fishery, dinyatakan tewas di perairan Dakar, Senegal, karena kelaparan.

"Hasil resmi dari pemeriksaan dokter ketika kapal telah bersandar, kelima WNI anak buah kapal (ABK) tersebut dinyatakan malnutrisi dan dehidrasi," kata Iqbal di Jakarta, Sabtu (6/6).

Kelima WNI ditemukan tewas pada 23 April, 25 April, 27 April, 29 April, dan 3 Mei 2015, namun peristiwa tersebut baru dilaporkan kepada KBRI Dakar dan otoritas terkait di Senegal saat kapal berlabuh di Pelabuhan Dakar tanggal 7 Mei 2015.

Empat jenazah atas nama Rasjo Lamtoro (asal Tegal, diberangkatkan oleh PT. Anugerah Bahari Pasifik, Pemalang), Sardi (asal Brebes, diberangkatkan oleh PT. Sumber Putera Abadi, Pemalang), Roko Bayu Anggoro (asal Gunung Kidul, Yogyakarta, diberangkatkan oleh PT. Sumber Putera Abadi, Pemalang), dan Ruhiyatna Nopiyansah (asal Subang, diberangkatkan oleh PT Arrion Mitra Bersama, Bekasi) akan tiba di Bandara Kargo Soekarno-Hatta pada Sabtu, pukul 22.30 WIB.

Keempat jenazah akan diserahterimakan oleh pejabat KBRI Dakar kepada Direktorat PWNI/BHI dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), kemudian dibawa dengan ambulans ke Tegal, Brebes, Yogyakarta, dan Subang.

Sementara itu, satu jenazah atas nama Hero Edmond Lusikooy (asal Surabaya, Jawa Timur, diberangktkan oleh PT. Puncak Jaya Samudera) akan langsung diterbangkan dengan pesawat Garuda Indonesia dari Singapura pada Sabtu pukul 20.55 waktu setempat, ke Bandara Juanda di Sidoarjo.

Kemlu melalui Direktorat PWNI/BHI telah meminta kepastian secara tertulis kepada pihak pemilik kapal dan agen yang memberangkatkan kelima ABK untuk memenuhi hak-hak almarhum.

"Selanjutnya, BNP2TKI yang akan mengambil tindakan kepada perusahaan yang memberangkatkan ABK, karena telah melakukan pembiaran terhadap TKI, di mana hingga sekian bulan kondisi yang bersangkutan tidak diketahui," kata Iqbal.

Menurut data Direktorat PWNI/BHI Kemlu, saat ini terdapat 12.000 WNI yang bekerja di kapal-kapal milik perusahaan Taiwan dan di antaranya ditemukan ratusan kasus yang diindikasikan merupakan korban perdagangan manusia, proses perekrutan ilegal dan ABK yang bekerja pada kondisi yang tidak manusiawi. (*)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.