Jakarta, (Antara) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir upaya monopoli yang dilakukan kelompok kaum pengusaha di kawasan Kemayoran sehingga menyebabkan ketimpangan sosial di kalangan masyarakat.
Hal itu dikatakan Wapres Kalla saat membuka acara tahunan Pekan Raya Jakarta atau Jakarta Fair 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat malam.
"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa Kemayoran ini adalah milik Negara, tanah rakyat. Oleh karena itu harus diisi secara keseluruhan, baik masyarakat mampu dan lebih-lebih lagi masyarakat kurang mampu," kata Wapres Kalla di hadapan Komisaris Umum PR JIExpo Murdaya Po dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Wapres menilai kawasan Kemayoran kini semakin dikuasai oleh perumahan dan apartemen mewah sehingga menyingkirkan masyarakat kelas bawah ke daerah pinggiran.
Padahal, menurut Kalla, masyarakat kelas bawah yang tidak memiliki kendaraan pribadi seharusnya diberi tempat tinggal di daerah strategis.
"Justru orang yang tidak mampu harus berada di daerah strategis agar transportasi ya murah. Kalau masyarakat tidak mampu harus tinggal di Tangerang, Bekasi dan Margonda, berapa itu ongkos angkutan umumnya? Kalau orang mampu tidak menjadi soal karena punya banyak mobil," katanya.
Guna mewujudkan keadilan kesejahteraan rakyat kelas menengah dan bawah, Wapres mengatakan rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Priuk.
Selain itu, katanya, Pemerintah Pusat bersama Pemprov DKI Jakarta saat ini sedang merencanakan pembangunan rumah dengan luas 100 hektare.
"Kita berdosa apabila tanah negara dipakai untuk rumah mewah, oleh karena itu saya perintahkan semua, kita siapkan 100 hektar untuk rumah masyarakat di sini. Kalau perlu lapangan golf juga jadikan lapangan bola saja," katanya.
Di hadapan para pengusaha yang berperan di Jakarta Fair, Wapres memperingatkan untuk kembali memfungsikan daerah Kemayoran untuk kepentingan rakyat banyak.
"Saya minta pengertiannya, siapa pun yang berusaha di Kemayoran ini, untuk mengembalikan fungsinya demi kemajuan rakyat banyak. Kami tidak mau di sini daerah mewah, sementara di sana setiap pekan kebakaran karena sempit dan susah mendapatkan fasilitas air. Negara ini pertumbuhannya harus bersama-sama orang yang mampu dan tidak mampu," ujarnya. (*)