Pengamat: Negara Asia-Afrika Sebaiknya Reformasi DK PBB

id Konferensi Asia Afrika

Pengamat: Negara Asia-Afrika Sebaiknya Reformasi DK PBB

Pejalan kaki melintas di samping baliho sosialisasi acara peringatan Konferensi Asia Afrika di Jakarta, Senin (6/4). Acara Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) berlangsung dari tanggal 19-24 April 2015 di Jakarta dan Bandung. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/mes/15.

Jakarta, (Antara) - Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran,Bandung Teuku Rezasyah mengatakan negara-negara di kawasan Asia-Afrika sebaiknya merancang reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), sehingga tidak lagi dikendalikan oleh lima negara pemenang Perang Dunia II.

"Yakni Amerika Serikat, Rusia, Republik Rakyat China (Tiongkok,red), Inggris, dan Prancis, yang tidak lagi merepresentasikan kemajuan pembangunan di tingkat nasional, dan idealisme perdamaian di tingkat global," ujar Teuku Rezasyah saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Dengan demikian, lanjutnya, perlu mengubah struktur Dewan Keamanan PBB, dengan menambah keanggotaan yang mewakili kawasan Asia, Afrika, Australia, Amerika Latin, termasuk kawasan Eropa sendiri.

"Ada pun kriteria yang perlu diajukan adalah berdasarkan jumlah penduduk (Indonesia, India, Nigeria, Brazil); berdasarkan luas wilayah (Indonesia, India, Australia); berdasarkan keunggulan peradaban (Indonesia, India, Jepang); berdasarkan keberhasilan pembangunan nasional (Jepang, Jerman)," kata dia.

Kemudian, berdasarkan keberhasilan membantu pembangunan negara berkembang (Jepang, Jerman, Australia); serta berdasarkan kemampuan mensinergikan prinsip-prinsip modernisasi dengan kemuliaan nilai-nilai asli negara tersebut (Indonesia, India, Jepang).

Selain itu, ia mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara sponsor Konferensi Asia Afrika, diharapkan mampu melakukan pemutakhiran Asia Afrika, dengan mengundang keterlibatan seluruh pemerintah dan masyarakat di Asia Afrika.

"Sehingga menjadi kawasan yang damai dari konflik berbasis suku, agama maupun ras; kawasan yang demokratis dengan mengutamakan nilai- nilai demokrasi lokal; Kawasan yang bebas senjata pemusnah massal dan senjata nuklir; kawasan yang bebas aksi terorisme, narkotika dan psikotropika," ujar dia.

Sebanyak 3.000 personel Brimob dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) dikerahkan dalam mengamankan KAA 2015.

Personel tersebut terdiri atas pasukan pengendali huru hara, unit antianarkis, sniper, penjinak bom dan satuan dari intelijen.

Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika kali ini berlangsung pada 19 - 24 April 2015 bertempat di Jakarta dan Bandung.

Pada 24 April, para delegasi akan melakukan prosesi napak tilas dan penutupan rangkaian acara di Kota Bandung, Jawa Barat. (*/sun)