Menhan Resmikan KRI Rigel di Les Sables D'Olonne Perancis

id Menhan Resmikan KRI Rigel di Les Sables D'Olonne Perancis

Menhan Resmikan KRI Rigel di Les Sables D'Olonne Perancis

London, (Antara) - Menhan RI Jendereal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memimpin upacara shipnaming dilanjutkan dengan Commissioning Kapal BHO-1, jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) yang merupakan sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam memodernisasi armada kapal khususnya kapal survei hidro-oseanografi. Bendera Merah-Putih pun dinaikkan di atas KRI Rigel dengan nomor lambung 933 dan dilanjutkan dengan pemecahan kendi oleh Ibu Nora Ryamizard Ryacudu sebagai tanda simbolis pemberian nama kapal BHO-1 oleh Menhan RI Ryamizard Ryacudu yang akan menjadi kekuatan TNI, demikian Minister Councellor KBRI Paris, Henry R W Kaitjily kepada Antara London, Sabtu. Di dermaga galangan kapal OCEA Les Sables d'Olonne - Perancis, Menhan RI dan Ibu Nora Ryamizard Ryacudu melaksanakan acara shipnaming dan commissioning kapal Bantu Hidro Oseanografi-1 (BHO-1) dan memberikan nama KRI Rigel, hadir antara lain Dubes LBBP RI di Paris - Letjen TNI (Purn) Hotmangaraja Panjaitan, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Asrena Kasal Laksamana Muda TNI Agung Pramono, Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Harry Pratomo, Kabaranahan Kemhan - Mayjen TNI Rusmanto. Selain itu juga hadir Dirkersin Kemhan - Brigjen TNI Sisriadi, Karo TU Kemhan - Brigjen TNI Ida Bagus Purwalaksana, Atase Pertahanan RI Paris - Kolonel Pnb Age Wiraksono, Atase Darat RI Paris - Kolonel Czi Jaka Tandang, Athan Perancis di Jakarta, Letkol Sylvain L., Perwakilan dari Kemhan Perancis serta direksi perusahaan OCEA. Indonesia sebagai negara kepulauan kehadiran Kapal BHO jenis MPRV (Multi Purpose Research Vessel) merupakan sejarah baru di jajaran kapal-kapal TNI AL dalam memodernisasi armada kapal khususnya kapal survei hidro-oseanografi, KRI Rigel yang diawaki 40 personil direncanakan akan berlayar menuju Indonesia pada tanggal 26 Maret mendatang. Berdasarkan kontrak pengadaan kapal BHO yang dilaksanakan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dengan pihak galangan OCEA Perancis, yang pelaksanaan pembangunan kedua kapal itu dimulai sejak Oktober 2013 dan diperkirakan akan selesai September 2015. Kapal yang dibuat berupa kapal survey hidro-oceanografi yang terbuat dari aluminium dengan bobot 515 ton dengan dimensi panjang 60,1 meter dan lebar 11,3 meter. Kapal BHO produksi OCEA ini merupakan kapal survei dan pemetaan yang canggih karena dilengkapi dengan peralatan survei hidro-oseanografi terbaru yang dapat digunakan untuk pengumpulan data sampai dengan laut dalam (deep water). Kehadiran kapal BHO sangatlah tepat jika dihadapkan dengan kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, sehingga tugas pokok dalam rangka melaksanakan survei dan pemetaan dapat terlaksana. Kapal ini dilengkapi dengan peralatan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1000 meter dan mengirimkan kembali data secara periodik ke kapal utama dalam hal ini kapal BHO. Selain itu juga dilengkapi dengan ROV (Remotely Operated Vehicle), robot bawah air yang dilengkapi kamera bawah air, sehingga dapat memberikan informasi visual kondisi di dalam laut, serta mampu mengambil contoh material dasar laut sebagai bahan penelitian, dengan kemampuan sampai dengan kedalaman 1000 meter. Dalam melaksanakan manuver kapal ini dilengkapi dengan Dynamic Position, Auto Pilot 70 dan stabilitas kapal menggunakan Anti Rolling Tank. Kapal ini juga dilengkapi dengan persenjataan metraliur kaliber 20 mm dan kaliber 12,7 mm. Dalam pengoperasian nantinya, kapal BHO ini diharapkan dapat lebih mendukung peran Dinas Hidro-oseanografi TNI AL (Dishidros) pada khususnya dan TNI AL pada umumnya dalam melaksanakan kemampuan survei dan pemetaan untuk kepentingan militer dan sipil yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan pembangunan Indonesia. Dengan acara shipnaming dan commissioning KRI Rigel - 933 diharapkan pada masa yang akan datang dapat melaksanakan kegiatan operasi survei dan pemetaan sehingga sejalan dengan misi pembangunan nasional maritim Indonesia yang saat ini telah dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia dalam mendukung Indonesia agar berwawasan maritim dengan mengusung cita-cita besar menjadikan indonesia sebagai poros maritim dunia. (*/jno)