Panglima TNI: Jaga Keselamatan Personel di Darfur

id Panglima TNI: Jaga Keselamatan Personel di Darfur

Jakarta, (Antara) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-A/United Nations Mission In Darfur (Unamid) untuk menjaga keselamatan diri saat menjalankan tugas misi perdamaian di wilayah konflik, Darfur-Sudan, Afrika Selatan. "Saya ingatkan bahwa keselamatan personel serta kredibilitas Indonesia dan TNI sangat tergantung kepada kepemimpinan dansatgas dan disiplin, loyalitas serta soliditas seluruh prajurit," kata Panglima TNI dalam amanatnya saat melepas pasukan Konga Unamid, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu. Menurut dia, semakin buruknya perkembangan situasi di Sudan menjadi desakan PBB untuk memperpanjang mandat dan memperluas misi Unamid hingga 30 Juni 2015. "Impunitas Sudan dan kerasnya aksi kriminal menjadi track record negara tersebut sejak terjadinya genosida di Darfur pada satu dekade lalu," kata Moeldoko. Tuduhan terjadinya kasus tindakan asusila terhadap 200 wanita Darfur di tengah-tengah peningkatan tajam tindakan kekerasan, telah menjadi isu penarikan pasukan penjaga perdamaian PBB dari Sudan. Perkembangan dan kecenderungan situasi ini, kata dia, harus menjadi perhatian untuk terus diikuti, dalam rangka menyusun strategi dan tindakan taktis satgas TNI dalam menyikapi perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu, Panglima TNI mengimbau agar menjaga soliditas dan kembangkan early warning system di lingkungan satuan, serta laksanakan analisis terhadap kecenderungan perkembangan situasi. "Laksanakan koordinasi dengan satuan Unamid lainnya dengan baik, detail dan sesuai standing operation procedure yang berlaku, hindari tindakan primitif yang dapat merugikan TNI dan negara serta membahayakan keselamatan personel," imbau Panglima TNI. Batalyon Komposit Konga XXXV/A merupakan misi Satgas TNI pertama yang memang dipersiapkan untuk menjadi Pasukan Perdamaian PBB di Darfur, dan akan melaksanakan tugas selama satu tahun. Sementara itu, kendaraan taktis yang dilibatkan dalam mendukung Satgas tersebut yaitu 24 Panser ANOA 6x6, 30 Truk dan 34 Jeep. Dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas Yon Komposit akan ditempatkan pada dua UN Camp, yaitu Markas Batalyon beserta Kompi Bantuan dan 3 Kompi Senapan yang berada di Supercamp Secwest UNAMID di El Geneina dan 1 Kompi Senapan Berdiri Sendiri berada di Masteri Camp dengan jarak lebih kurang 70 km dari Supercamp El Geneina. Tugas pokok yang dilaksanakan oleh Satgas antara lain melaksanakan patroli-patroli untuk mengamankan aset UN, melaksanakan perlindungan terhadap Objek, personel UN serta warga sipil dan mendukung pelaksanaan kegiatan kemanusiaan termasuk di dalamnya melaksanakan pengawalan bagi konvoi bantuan kemanusiaan dan DDR (Disarmament, Demobilization and Reintegration). Prajurit TNI yang tergabung dalam misi ini telah lulus seleksi, baik tingkat daerah maupun pusat. Seleksi ini meliputi tes kesehatan, kesehatan jiwa, kesamaptaan jasmani, mengemudi, bahasa Inggris dan komputer. Tes tingkat pusat diselenggarakan oleh Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI. Setelah dinyatakan lulus seleksi, selanjutnya mengikuti latihan pratugas selama sebulan, bertempat di PMPP TNI Sentul Bogor, dengan materi dan prosedur tetap standar PBB, baik itu materi taktis maupun teknis dilanjutkan dengan materi aplikasi di lapangan. Penugasan itu merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi "ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial". Tekad mulia ini dijabarkan melalui Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, pada pasal 20 ayat 3 yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia. Dalam pasal tersebut secara jelas ditegaskan bahwa TNI melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia. (*/sun)