Alarm Tsunami Benar-Benar Berbunyi

id Alarm Tsunami Benar-Benar Berbunyi

Alarm Tsunami Benar-Benar Berbunyi

PADANG, 11/4 - Sejumlah warga mengungsi ke tempat lebih tinggi pasca gempa bumi berkekuatan 8,9 skala Richter terjadi pukul 15.38.29 WIB disusul beberapa gempa susulan dengan skala hampir sama, di Jal

Belum hilang kecemasan warga Kota Padang, Sumatera Barat masih setelah diguncang gempa yang cukup kuat pada Rabu sore (11/4), hanya berselang 20 menit kemudian, tiba-tiba dari beberapa titik di sudut kota terdengar lengkingan alarm yang meraung-raung sebagai peringatan tsunami akan terjadi.

Sontak warga menjadi panik. Untuk pertama kalinya alarm yang dipasang sebagai peringatan akan terjadi tsunami benar-benar berbunyi setelah gempa terjadi. Hal itu merupakan isyarat warga yang berada di zona merah atau radius 500 meter dari garis pantai harus segera menuju ketinggian.

"Lari....lari... alarm tsunami berbunyi," teriak warga yang sebagian besar saat itu masih berada di luar rumah dan di jalan-jalan. Sebagian masyarakat segera menuju ke daerah yang lebih tinggi dengan kendaraan hingga berjalan kaki.

Jalan pun menjadi macet dan tak dapat bergerak. Di jalan Thamrin menuju ke daerah Seberang Padang, kendaraan roda empat mengular tak bergerak sejak di simpang Alang Laweh.

Demikian juga, kemacetan panjang tak terelakan terjadi dari daerah Sawahan menuju Simpang Haru. Tidak jauh beda, warga yang berasal dari kawasan Khatib Sulaiman penuh sesak menuju jalur Alai Bypass.

Meski jalan tersebut telah diperlebar ternyata tak mampu menampung kendaraan yang digunakan warga untuk menuju daerah ketinggian. Kondisi warga yang panik menyebabkan terjadi beberapa kecelakaan karena pengendara banyak yang tidak sabar.

Bahkan kendaraan dinas yang ditumpangi Wakil Wali Kota Padang Mahyeldi Ansyarullah juga mengalami tabrakan di Kawasan Danau Cimpago Purus. Saat itu dia sedang melakukan pemantauan pascagempa yang melanda kota itu.

Tabrakan terjadi saat kendaraan Wakil Wali Kota bernomor polisi BA 5 A melintasi kawasan Danau Cimpago, lalu tiba-tiba bertabrakan dengan sebuah sepeda motor. Untung tidak ada korban dan pemilik motor langsung pergi usai menabrak.

Ada yang bergidik setelah mendengar alarm itu. Wajar saja, selama ini alarm peringatan tsunami hanya dibunyikan pada saat simulasi dan tanggal 26 setiap bulan.

Namun, sore itu bunyinya terdengar keras usai gempa terjadi. Suasana saat itu seperti serasa gelombang tsunami telah berada di bibir pantai Padang siap menerjang daratan.

Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatra Barat Ade Edward menyebutkan, saat ini terdapat 15 unit alarm peringatan tsunami yang tersebar di sepanjang pesisir pantai barat Sumatera.

Dari 15 unit tersebut sembilan unit berada di Kota Padang dan sisanya berada di Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kabaupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman Barat.

Alarm peringatan akan dibunyikan 10 menit setelah gempa begitu didapat informasi dari BMKG terdapat potensi tsunami dengan radius jangkauan suara mencapai satu kilometer, kata dia.

Menurutnya Sumatra Barat membutuhkan sekitar 600 unit alarm peringatan tsunami agar peringatan dini untuk penyelamatan warga menjadi lebih maksimal.

"Untuk itu diharapkan dukungan dari pemerintah pusat agar pada 2014 seluruh alarm telah terpasang," kata dia.

Shelter

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyarankan pembangunan ''shelter'' sebaiknya menjadi prioritas utama sebagai tempat evakuasi kalau ada peringatan dini tsunami di wilayah pesisir.

Para bupati dan wali kota di kawasan pesisir pantai Sumbar telah menyadari meskipun ada jalur evakuasi, tapi kenyataannya tetap terjadi kemacetan sehingga dibutuhkan alternatif lain," kata dia.

Menurut dia shelter dapat dibuat setiap radius 500 meter hingga satu kilometer untuk menampung masyarakat disekitarnya.

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengimbau kepala daerah yang wilayahnya berada di sepanjang garis pantai Sumatra bagian barat harus tetap waspada mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa susulan.

Bupati dan Wali Kota yang daerahnya berada di tepi pantai agar tetap siaga dan melakukan langkah yang diperlukan untuk menyelamatkan warga, kata dia.

Ia mengharapkan usai gempa terjadi kepala daerah menginstruksikan agar anak-anak dan orang tua dievakuasi ke tempat yang lebih aman dan orang dewasa tetap siaga di rumah. Kemudian juga diimbau agar kepala daerah berkoordinasi dengan TNI dan Kepolisian menjaga keamanan di tepi pantai.

Dikatakannya Pemprov Sumbar akan membuat Peraturan Daerah (Perda) kontijensi Standar Operasional yang mengatur bupati dan wali kota se-Sumbar untuk menentukan apa yang akan dilakukan SKPD saat terjadi bencana di wilayah masing-masing.

Selain itu, yang terpenting memperbanyak membuat tempat evakuasi vertikal di Padang, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan daerah di kawasan pantai pada persimpangan jalan.

Sejalan dengan itu, Wali Kota Padang telah menerbitkan Peraturan Wali Kota no 14 thun 2010 tentang Pelaksanaan Sistem Peringatan Dini Tsunami Kota Padang. Perwako berisikan prosedur tetap yang harus dilakukan BPBD untuk menyebarluaskan informasi kemungkina terjadi tsunami setelah gempa besar.

Dalam perwako tersebut ditetapkan langkah yang harus diambil setelah terjadi gempa dan memastikan apakah terdapat potensi tsunami untuk diambil langkah peringatan dini.

Sebelumnya Wali Kota Padang Fauzi Bahar mengimbau ketika warga hendak menyelamtkan diri ke daerah yang lebih tinggi ketika disampaikan peringatan tsunami jangan menggunakan kendaraan roda empat.

Penyelamatan diri menuju daerah lebih tinggi sebaiknya berjalan kaki karena jika menggunakan kendaraan roda empat akan menyebabkan lalu lintas menjadi macet dan tak bergerak, kata dia.

Selain itu, saat ini juga telah ada beberapa bangunan yang dapat dijadikan shelter untuk tempat berlindung dari gelombang tsunami. Jika tidak memungkinkan menuju daerah yang aman sebaiknya segera menuju shelter terdekat. (*)