Angpao Keberkatan dan Semarak Imlek 2563

id Angpao Keberkatan dan Semarak Imlek 2563

Angpao Keberkatan dan Semarak Imlek 2563

PADANG, 31/12 - FESTIVAL SIPASAN. Sejumlah anak keturunan etnis Tionghoa menaiki "sipasan" yaitu kendaraan menyerupai lipan (kelabang) sepanjang kurang lebih 70 meter pada Festival Sipasan yang digela

Angpao dalam tradisi hari besar Imlek oleh etnis Tionghoa, memang bukan sekadar memberi uang atau sejenisnya kepada anak-anak. Jauh sebelum uang begitu popular sebagai alat tukar, angpao pada zaman lampau biasanya berupa manisan, permen dan makanan.

Seiring dengan perkembangan zaman, uang sudah dianggap mewakili pemberian atau berbagi kebahagian yang dirasa lebih mudah dan membiarkan anak-anak memutuskan untuk memanfaatkan uang itu.

Tradisi memberikan uang sebagai hadiah ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing. Anak-anak menggunakan uang untuk membeli petasan, manisan, kue-kue. Tindakan ini juga meningkatkan peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman tersebut.

Setiap perayaan Imlek selalu ada tradisi membagi-bagikan angpao kepada keluarga terutama saudara perempuan atau laki-laki yang belum menikah.

Pemberian angpao kepada keluarga, khususnya bagi Linda (45) warga etnis Tionghoa di Kelurahan Pondok Kecamatan Padang Selatan Kota Padang, Sumatera Barat, lebih diutamakan kepada saudara laki-laki atau perempuan yang belum menikah sebagai wujud kasih sayang, kebahagiaan, kekompakan serta doa agar mereka mendapatkan jodoh.

"Kami memberi angpao berupa uang. Nanti yang menerima angpao dapat menggunakannya sesuai keinginan," katanya.

Tentunya, makna perayaan Imlek dan memberi angpao setiap tahun memiliki kekhasan tersendiri. Di tahun Naga Air, bagi Linda adalah saat dimana rezeki berlimpah, penuh keberkatan dan kemakmuran.

"Saya percaya dengan Fengshui karena menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya.

Menurut dia, masyarakat Tionghoa mempercayai naga memiliki kedudukan tinggi sebagai simbol kebesaran yang ditafsirkan sebagai raja. Interpretasi naga olehnya merupakan titisan para dewa yang diwakili oleh raja atau kaisar di bumi.

Jika dihubungkan dengan kehidupan seseorang, kata Linda, Fengshui Shio Naga di tahun 2012 dianggap sebagai tahun yang gemilang dan menjanjikan kesuksesan di segala bidang kegiatan.

Ia mengatakan, orang yang memiliki Shio Naga pada tahun naga air 2012, diprediksikan kehidupannya akan lebih sukses dalam bidang yang sedang digelutinya seperti fengshui bisnis lancar, feng shui jodoh segera datang, fengshui karir naik, kehidupan keluarga tentram dan bahagia.

Sebagai ungkapan rasa syukur, Linda mengatakan, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek dimulai dengan bersembahyang di rumah mereka masing-masing atau ada juga yang pergi ke Klenteng untuk berdoa dan bersembahyang disana.

"Sebelum bersembahyang kami telah menyediakan lilin, dupa, kertas doa, buah-buahan, makanan seperti kue keranjang, ayam panggang, telur rebus dan lain-lainnya," sebut Linda.

Sedangkan Maria (39) mengatakan, perayaan Imlek juga identik dengan ornamen-ornamen berwarna merah dan kuning emas yang melambangkan kebahagiaan, keceriaan dan kekayaan.

Dia menambahkan, masyarakat Tionghoa merayakan imlek dengan memasang lentera dan lampion berwarna merah di tepi jalan, di depan pagar dan di depan pintu rumah mereka masing-masing.

"Ada ornamen-ornamen seperti patung singa, naga, dan ikan di depan atau di dalam rumah warga Tionghoa," katanya.

Dia menyebutkan, warga Tionghoa biasanya juga menyediakan beraneka makanan khas Imlek seperti kue keranjang, cap cai, mi hun, sup daging atau ayam, ayam panggang, aneka buah-buahan dan minuman.

Dia menyatakan, puncak malam perayaan Cap Go Meh (Imlek) biasanya ada tradisi kumpul bersama anggota keluarga masing-masing dan makan makanan khas seperti lontong Cap Go Meh.

"Pada zaman dahulu malam Cap Go Meh biasanya dirayakan dengan membakar kembang api dan membuang batu ke laut oleh pemuda-pemudi sebagai tanda buang sial agar di tahun baru mendapat keberkahan, kekayaan dan jodoh," katanya.

Etnis Tionghoa di Padang

Sekretaris Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Chandra Penata Ong menjelaskan, sejarah awalnya etnis Tionghoa di Padang adalah dulunya di muara batang arau terdapat pelabuhan dan rel kereta api yang merupakan pusat perdagangan di Kota Padang waktu itu, etnis Tionghoa datang ke Padang untuk berdagang sutra, kertas, kompas, mesiu dan tembikar/keramik porselen atau marmer batu pualam yang indah.

Kemudian katanya, setelah itu terjadi asimilasi dengan penduduk asli Padang serta suku lainnya berupa perkawinan dan akulturasi kebudayaan.

Dia mengatakan, etnis Tionghoa yang ada di Padang itu adalah generasi ketujuh dari keturunan Tionghoa yang berasal dari Tiongkok (China).

Dia menerangkan, Himpunan Bersatu Teguh didirikan tanggal 31 Desember 1876 oleh para pendirinya dan setiap ulang tahun HBT itu diadakan Karnaval Sipasan.

Himpunan Bersatu Teguh (HBT) memiliki delapan marga seperti Tan, Kho/Xu, Gho, Huang/Oei, Sioa-Kwa, Lie-Kwee, Ong dan Lim.

Semarak Imlek 2563

Sebagian besar warga Tionghoa di Padang, merayakan Imlek dengan sederhana, namun tetap dengan semarak yang berbeda. Dalam sebuah perhimpunan, warga Tionghoa di Padang membuat rangkaian acara untuk memeriahkan Imlek tahun 2563 pada penanggalam China.

Sekretaris Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Chandra Penata Ong mengatakan tema Imlek tahun ini yakni indahnya kebersamaan dalam keberagaman agar tercipta persatuan dan kesatuan antara etnis dan suku yang berbeda.

"Melalui tema itu, diharapkan Imlek tahun ini mampu menciptakan suasana keakraban antar etnis dan suku bangsa yang ada di Padang tanpa ada lagi pembedaan," katanya.

Dia menyebutkan, rangkaian acara untuk memeriahkan Imlek tahun ini akan diselenggarakan mulai 27 Januari hingga 6 Februari 2012 di gedung HBT jalan Klenteng 309-311 Padang.

Acara imlek akan dimulai pada 27 Januari 2012 dengan mengadakan arak-arakan barongsai dan atraksi lainnya di jalan-jalan di Kelurahan Pondok sampai ke gedung HBT.

Kemudian katanya, dilanjutkan dengan acara pembukaan bazaar di gedung HBT yang dibuka untuk umum mulai dari pukul 17.00 WIB dan malamnya akan diadakan lomba pakaian tradisional Chinese pukul 19.00 WIB sampai

Chandra menerangkan, selanjutnya pada 28 Januari sampai 5 Februari 2012 akan diadakan lomba gaun pesta tingkat anak, lomba gaun malam tingkat remaja (SMP-SMA), lomba mewarnai, lomba 'top jeans' tingkat anak dan remaja, 'solo song' tingkat remaja (SMP-SMA).

Selain itu juga adan festival tari minang anak tingkat SD, lomba idola cilik, lomba aerobic, tarian barongsai, tarian naga dan berbagai atraksi lainnya oleh HBT, katanya.

"Biaya lomba mulai dari Rp50 ribu sampai dengan Rp300 ribu, arena bazaar mulai 17.00 WIB sampai selesai, acara perlombaan pukul 09.00 - 19.00 WIB, tarian barongsai dan naga pukul 19.00 WIB," katanya.

Selanjutnya, kata dia, penutupan perayaan Imlek pada 6 Februari 2012, akan diadakan lomba masak lontong cap go me, lomba busana mancanegara tingkat anak, dimeriahkan juga oleh artis asal Ibu Kota Asti Ananta dan penarikan kupon undian berhadiah.

Ketua Panitia Penyelenggara Imlek HBT 2012 Syamsi Kosasi menerangkan, Imlek adalah perayaan musim semi yang dimulai di hari pertama bulan satu di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan cap go meh di tanggal ke 15 saat bulan purnama.

"Pada zaman dahulu acara cap go meh memiliki tradisi dimana para pemuda-pemudinya berkumpul di laut, kemudian membuang batu ke laut sebagai pertanda buang sial agar di tahun baru ini mendapat keberuntungan," ungkapnya.

Selain itu, kata dia, pada malam Cap Go Meh itu ada kembang api, lampion dan ornamen-ornamen berwarna merah, barongsai dan tarian naga.

Menurut Syamsi, penanggalan kalender China menggabungkan perhitungan matahari, bulan, dua energi yin-yang, konstelasi bintang/astrologi shio, 24 musim dan lima unsur.

Sementara itu, Humas HBT Charlie Gunawan mengatakan, makna simbolis merah pada setiap simbol atau ornamen-ornamen yang dipakai etnis Tionghoa melambangkan kebahagiaan, keceriaan dan semangat hidup.

"Sedangkan simbol ikan melambangkan kelimpahan berkat kasih sayang yang menghidupkan bagi anggota keluarga dan semua orang," katanya.

Terkait perayaan Imlek tahun ini, dia mengharapkan, agar untuk kedepannya etnis Tionghoa dapat lebih dekat dengan masyarakat yang ada di Padang.

Menurut dia, orang keturunan Tionghoa yang lahir dan tinggal di Padang juga merupakan rakyat Indonesia yang mempunyai kewajiban dan hak yang sama dengan rakyat Indonesia lainnya.

Dengan kondisi itu, sudah barang tentu etnis Tionghoa memiliki kedudukan dan perlakuan yang sama dalam hal apapun bersama suku bangsa lainnya di Padang.

"Kita berharap pada tahun Naga Air ini, rasa kebersamaan,saling menghormati dan menghargai, serta persatuan dan kesatuan dalam keberagaman suku bangsa dan etnis yang ada di Padang semakin erat terjalin," katanya.

Perbedaan itu adalah suatu yang indah jika kita syukuri dan hargai, namun sebaliknya akan terjadi konflik jika tidak ada rasa saling menghormati, kata Charlie.

Untuk semakin mempererat kebersamaan antara etnis Tionghoa dengan suku-suku yang ada di Minang, HBT berencana akan mengadakan kolaborasi dengan perkumpulan kebudayaan dan kesenian Minang seperti mengadakan kolaborasi gendang tasa yang dalam acara Pesta Tabuik Pariaman dengan aktraksi barongsai dan tarian naga.

"Ini baru rencana saja belum terealisasi karena masih mengupayakan dana, sebab biaya untuk mengadakan acara ini sangat besar dan membutuhkan sponsor yang banyak," ungkapnya.

Namun, ia percaya, dengan pendekatan kesenian tradisi dan budaya, warga Tionghoa yang ada di Padang akan semakin dekat dengan masyarakat Minang.

"Kita ingin keberagaman etnis menjadi suatu kekayaan yang akan saling menopang satu dengan lainnya sehingga tercipta rasa persaudaraan yang dilandaskan dari rasa Nasionalime," katanya. (**)