Obat Penghilang Lelah Kaum Ibu Saat Bekerja di Sawah

id Obat Penghilang Lelah Kaum Ibu Saat Bekerja di Sawah

Ba'ombai merupakan sebuah bentuk kesenian langka yang terdapat di Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung, Sumbar. Tidak seperti kesenian lain yang dipentaskan di berbagai acara kesenian, baombai hanya dilakukan kaum ibu di saat turun ke sawah, di mana mereka dapat terhibur sambil bekerja. Baik di kala mengolah lahan sampai siap tanam, maupun di saat panen, kaum ibu yang tergabung dalam suatu kelompok dengan cerianya melantunkan nyanyian dengan irama tersendiri, yang kemudian ditingkahi oleh anggota kelompok lainnya, sehingga kedengarannya sangat menghibur dan bisa menjadi obat penghilang lelah saat bekerja. Kapan dimulainya seni baombai ini tidak diketahui secara pasti, namun yang jelas dengan adanya hiburan tersebut, seluruh anggota kelompok merasa sangat merasa terhibur, sehingga penat dan letih serta panasnya sengatan matahari tak lagi mereka rasakan di kala beraktivitas di sawah. Tak hanya itu, dalam seni baombai ini juga terselip suatu makna, yaitu kebersamaan dan kekompakan di antara sesama anggota kelompok, baik dalam bekerja maupun dalam kehidupan sehari-hari, di mana mereka saling bahu membahu dalam menyelesaikan segala sesuatunya. Namun amat disayangkan, seni yang tidak berpentas ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat, sehingga tradisi yang memiliki nilai-nilai moral dan mengajarkan cara hidup bergotong royong ini tak pernah sampai ke permukaan. Dengan demikian, tak heran seni baombai semakin kurang diminati generasi muda sekarang. Bahkan di nagari asalnya, Padang Laweh, baombai seakan-akan kurang diminati generasi muda selaku pewaris dan pelanjut warisan dari leluhur mereka. Kondisi ini mungkin saja disebabkan perkembangan kemajuan zaman, di mana para generasi muda dihanyutkan dan larut dengan berbagai macam ragam musik modern, sehingga mereka lupa kalau sebenarnya mereka memiliki sebuah seni yang syarat dengan nilai-nilai moral, yaitu baombai, yang selama ini begitu digemari para pendahulunya. Atau mungkin saja karena baombai ini tidak dimainkan di pentas terbuka atau panggung yang penuh dengan berbagai macam aksesoris, sehingga mereka merasa enggan atau bahkan minder untuk mempelajarinya. Sebab, seni baombai ini memang dimainkan di tengah sawah, untuak parintang-rintang hari, agar pekerjaan yang dilakukan tidak terasa susah dan berat. Kemudian rendahnya perhatian Pemkab terhadap nilai-nilai seni yang ada di daerah juga membuat kesenian tradisional termasuk baombai, tidak dikenal khalayak ramai. Padahal kalau itu dikembangkan dan dikemas dengan apik melalui sentuhan tangan-tangan professional, bukan tak mungkin kesenian langka yang dimiliki Kabupaten Sijunjung akan menjadi tontonan yang menarik dan bisa menggaet wisatawan untuk datang ke ranah Lansek Manih itu. Inilah yang sangat merisaukan kami para seniman, kurangnya perhatian dan kepedulian Pemkab membuat para seniman Sijunjung tak dapat berbuat banyak. Kami tak obahnya bagaikan PSK (pemuas salero komandan - red), dimana kami hanya akan diingat saat dibutuhkan saja, setelah itu dibiarkan berlalu tanpa ada yang peduli, kata Paldi Muhendra, salah seorang seniman Sijunjung. Ke depan ia meminta Pemkab setempat, untuk lebih memperhatikan lagi dunia seni Kabupaten Sijunjung, karena daerah itu memiliki berbagai ragam kesenian tradisional yang tak kalah menariknya dibanding daerah lain. Kalau itu terlaksana, maka dunia seni Sijunjung akan bangkit dan rekan-rekan seniman tentu takkan merasa termarjinalkan, pungkasnya. (***)