Tebar Hewan Kurban DD
Jangan Ada Daging Kurban yang Membusuk
Padang - Ibadah Kurban 1434 H semakin dekat, tepatnya tanggal 15 Oktober mendatang. Kurang lebih satu setengah bulan lagi. Dompet Dhuafa Singgalang melalui Program Tebar Hewan Kurban (THK) menghimbau segenap masyarakat Sumbar, agar cermat dalam menjalankan ibadah kurban kali ini.
"Agar kurban kita mampu mencapai tujuan ibadah kurban terbaik yang kita harapkan," papar Branch Manager Dompet Dhuafa Singgalang, Musfi yendra, Kamis (29/8).
Dilanjutkannya, setiap memperingati Hari Raya Kurban, kita senantiasa akan selalu mengingat perjuangan orang-orang mulia. Jejak-jejak mereka menghiasi dan menjadi simbol ketauladanan yang dapat dipetik pelajaran paling berharga. Masyarakat muslim diingatkan pada keteguhan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah. Masyarakat juga akan mengenang keikhlasan Nabi Ismail untuk menerima ujian sekaligus menandakan bahwa kecintaannya pada Allah jauh lebih tinggi dibanding kecintaannya pada hidupnya sendiri.
Nilai-nilai tersebutlah yang seringkali dinodai dengan kekeliruan-kekeliruan sederhana yang ternyata berdampak besar bagi keberartian ibadah kurban seseorang. Seringkali, tim THK Dompet Dhuafa Singgalang menemukan penumpukan pemotongan hewan kurban di satu daerah/komplek perumahan. Padahal, banyak wilayah di Sumbar ini yang justru sudah berpuluh tahun tidak mencicipi nikmatnya daging kurban. Masyarakatnya miskin, yang merasakan bahwa daging kambing atau sapi adalah makanan yang luar biasa mewahnya.
Sebuah daerah di Solok, yang kami temukan tahun lalu, menjadi satu potret memiriskan. Setelah Shalat Hari Raya Idul Adha dilaksakan, mereka pulang ke rumah masing-masing. Bersilaturahim ala kadarnya. Tanpa menyaksikan pemotongan hewan kurban, tanpa menu makanan daging.
Tahun 1434 H ini, sudah menginjak 21 tahun Dompet Dhuafa mengajak masyarakat untuk peduli dengan mereka. Melakukan pemotongan kurban di daerah mereka, daerah-daerah marginal dan memiliki tingkat ekonomi rendah.
"Kami mencoba menorehkan kreasi dengan membuka mata masyarakat bahwa kurban tak hanya sekedar memotong kambing atau sapi saja. Aspek kepedulianlah yang kemudian menjadikannya benar-benar pengorbanan," papar Musfi.
Dilanjutkannya, bukankah sangat menyedihkan jika daging dari hewan yang kita kurbankan justru membusuk tidak dimakan. Sementara di belahan daerah lain, saudara seiman gigit jari dan sama sekali asing dengan pemotongan kurban di hari Idul Adha.
Satu di antara 107 pekurban THK Dompet Dhuafa Singgalang tahun lalu, Ulvina Hafiza, mengungkapkan kepuasan tersendiri saat mempercayakan kurbannya kepada Dompet Dhuafa Singgalang. "Saya orang minang berdomisili di Jakarta, saya mendapatkan informasi ada beberapa titik daerah Sumbar yang minim bahkan tidak ada pekurban karena tingkat ekonomi masyarakat yang rendah, itulah yang membuat saya tertarik untuk berkurban di daerah terpencil di Pasaman dan mempercayakan pelaksanaaDnnya pada Dompet Dhuafa Singgalang," terangnya.
Tahun ini, Dompet Dhuafa Singgalang menggalakkan edukasi "Jangan Ada Daging Kurban yang Membusuk", sebagai akumulasi dari pengalaman tim dalam melaksanakan program kurban pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, Dompet Dhuafa Singgalang menyebarkan hewan kurban ke 28 titik daerah terpencil minim atau bahkan tidak ada pekurban.
"1434 H, Dompet Dhuafa Singgalang menargetkan penyebaran ke 44 titik daerah di Sumbar dengan 314 pekurban," terang Musfi. (winda)