Tifatul Sembiring: Perhatian Terhadap Anak Kemenakan dan Masyarakat akan Tetap Dicurahkan

id Tifatul Sembiring: Perhatian Terhadap Anak Kemenakan dan Masyarakat akan Tetap Dicurahkan

Bukittinggi (ANTARA) - Mentri Komunikasi Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring Dt Tumangguang menyatakan, akan tetap berpegang teguh terhadap Budaya Adat Minangkabua, sesuai dengan Falsafah Minang adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). "Seberat apapun tugas Negara yang dijalankan, perhatian terhadap anak kemenkan dan masyarakat akan tetap dicurahkan, katanya, saat dilewakan gelar datuk di Lapangan Sepak Bola Guguak Tinggi Nagari Guguak Tabek Sarojo, Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam, Sabtu (27/2). Tifatul Sembiring dianugrahkan oleh kaum dari pasukuan koto dengan gelar Datuak Tumangguan. Anugrah dalam prosesi gelar datuak itu, masyarakat memotong seekor kerbau dan dirayakan bersama ditengah lapangan 'medan nan bapaneh'. Ia sendiri, sangat berbahagia dengan penganugrahan gelar datuak kepadanya, apalagi anugrah gelar datuak dari kaumnya itu, merupakan orang pilihan. "Datuk di kaum kami 76 tahun kosong. Sebagai penghulu di kaum, kalau ada persoalan-persoalan yang berat, saya akan menyelesaikan persoalan dikampung dengan turun langsung," ucapnya. Dalam menjalakan roda pemerintahan di Negera Guguk Tebek Sarojo, perhatian terhadap anak kemenakan serta masyarakat di kampung halaman tetap dicurahkan. Dengan demikian, kampung halaman dapat dimajukan. Ia juga menyatakan akan tetap membuka diri sebagai penghulu, yaitu pai tampat babarito, pulang tampak batanyo (pergi tempat berberita, pulang tempat bertanya). Mengenai hukum adat bertentangan dengah hukum negara, ia barharap, kepada aparat hukum untuk dapat memahami hukum adat yang ada di nagari, apakah sekecilpun hukum adat itu. Kepada masyarakat, ia menyebutkan, bahwa jabatan diembannya merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dipertanggungjawabkan. Meskipun diatas dunia tidak mendapat hukuman apapun, nanti diakhirat akan mendapat balsannya. Jabatan yang diberikan itu, merupakan amanah semenetara. Untuk itu jalankan sesuai dengan ridho Allah, ungkapnya. Katanya, meskipun anugrah dari kaumnya sendiri. Pertangungjawabnya, tidak hanya untuk kaumnya. Tapi terhadap Allah SWT juga diperhitungkan. Anugrah gelar datuak merupakan anugrah tertinggi dari kaum sendiri. Kata dia, sebagai penghulu tidak hanya memperhatikan anak kemenakan, tapi juga masyarakat. Sesuai dengan pepatah Minang 'Anak dipangku, kemenakan dibimbing, masyarakat dipatengangkan' (anak dipangku, keponakan dibimbing, masyarakat dipertengangkan). Berdasarkan pepatah itu, seorang datuak harus berlaku adil kepada setiap masyarakat. Apalagi terhadap anak kemenakannya. "Untuk itu, seorang datuak dituntut untuk menjalankan amanah tersebut sesuai dengan jabatan yang telah dianugrakannya," ungkapnya.(ham)