Mutasi Radiasi Mempercepat Panen Padi dan Kedelai
Jakarta, (Antara) - Teknik mutasi radiasi yang dikembangkan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menghasilkan varietas unggul tanaman padi, kedelai, dan kacang hijau yang mampu dipanen lebih cepat.
"Tanaman hasil mutasi radiasi lebih cepat dipanen daripada yang dihibridasi (kawin silang beda varietas)," kata peneliti Batan, Lilik Harsanti di sela pameran Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta, Selasa.
Lilik menjelaskan dengan mengembangkan tanaman melalui teknik mutasi radiasi maka varietas unggul kedelai jenis Gamasugen 1 dan Gamasugen 2 bisa dipanen dalam 60 hari, lebih cepat dari varietas rata-rata yang membutuhkan 75 hari untuk dipanen.
Teknik mutasi radiasi juga meningkatkan produktivitas tanaman kedelai hingga 2,6 ton per hektar dari rata-rata 2,4 ton per hektar, tahan terhadap serangan penyakit karat daun dan serangan hama.
Selain kedelai, tambahnya, mutasi radiasi juga meningkatkan produktivitas padi misalnya jenis padi sawah Inpari Mugibat yang menghasilkan 8,2 ton per hektar dari rata-rata 6,1 ton per hektar.
Padi sawah jenis Inpari Sidenuk juga mampu dipanen dalam waktu 100 hari dari rata-rata panen tercepat selama 120 hari serta menghasilkan 9,1 ton per hektar dari rata-rata 6,9 ton per hektar dan tahan terhadap hama wereng.
Lilik mengatakan bahan pangan hasil mutasi radiasi aman untuk dikonsumsi karena tidak merubah genetik tanaman tersebut.
"Sangat aman dikonsumsi karena pengembangan ini hanya untuk mempercepat panen dan meningkatkan produktivitas," kata Lilik.
Lilik menuturkan mutasi radiasi memungkinkan petani meningkatkan produktivitas panen sehingga jika dikembangkan dengan serius suatu saat nanti tidak perlu impor kedelai atau padi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. (*/jno)