Lalu Lintas di Jalinsum Sibolga- Tarutung Lancar

id Lalu Lintas di Jalinsum Sibolga- Tarutung Lancar

Medan, (Antara) - Arus lalu lintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Sibolga- Tapanuli Tengah dan Tarutung memasuki H+3 Idul Fitri 1435 Hijriyah lancar, aman dan tidak ada kendala. "Puluhan bus yang mengangkut penumpang melintas di Wilayah Pantai Barat Sumatera tidak ada yang mengalami kemacetan," kata salah seorang warga Sibolga, Sabhan (38) ketika dihubungi dari Medan, Rabu. Memang selumnya, menurut dia, Jalan Sibolga-Tapanuli Tengah (Tapteng) -Tarutung banyak yang mengalami kerusakan dan berlobang-lobang, namun saat ini sebagian telah diperbaiki pemerintah. "Jalinsum di Tapteng menuju Tarutung, dan badan jalannya juga sangat kecil, bus besar yang melintas di daerah itu harus ektra hati-hati untuk menghindari tidak terjadinya kecelakaan," ucap Sabhan. Dia menyebutkan, pada bagian kiri jalinsum di lokasi Tapteng menuju Tarutung juga banyak terdapat jurang yang sangat dalam, dan setiap saat dapat mengacam keselamatan sopir dan penumpang yang dibawanya. Oleh karena itu, jelasnya, para sopir yang melalui jalan negara tersebut, jangan sampai tertidur atau lengah. "Kalau tertidur bisa membahayakan keselamatan bus umum yang membawa ratusan penumpang tersebut," ujarnya. Sabhan mengatakan, jalinsum di daerah tersebut, juga banyak yang curam, terjal, dan terlalu sempit sehingga sopir kewalahan melalui lokas itu. Bahkan, biasanya jalinsum dari Sibolga menuju Tarutung sepanjang 66 Km, bisa ditempuh selama dua jam. Namun karena jalannya rusak, akhirnya ditempuh selama tiga jam lebih. "Kerusakan Jalinsum tersebut, mulai dari daerah batu lubang merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda yang terdapat di Kabupaten Tapteng atau sekitar 332 Km arah timur Kota Medan," kata Sabhan. Dia menambahkan, jalan di Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapteng sangat sempit, berlubang-lubang dan bergelombang sehingga rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas, baik bus, dan mobil pribadi. "Jalinsum di lokasi tersebut juga sering terjadi longsor, dan runtuhnya tanah yang terdapat di pinggir gunung di daerah Sitahuis," kata Sabhan. (*/jno)