Presiden Yaman Puji Dukungan GCC
Sanaa, (Antara/KUNA/OANA) - Presiden Yaman Abdo Rabbu Mansour Hadi Senin memuji upaya yang diberikan oleh negara-negara Dewan Kerja sama Teluk (GCC) dan dukungan mereka terhadap negaranya di berbagai bidang.
Presiden Hadi menyampaikan sambutannya pada penerimaan Ketua Misi GCC untuk Yaman Duta Besar Saad Al-Araifi, menyoroti hubungan persaudaraan dan hubungan antara Yaman dan Dewan GCC pada umumnya.
Diskusi antara kedua pihak juga membahas hubungan timbal balik antara keduanya, dan perkembangan di kawasan serta arena internasional, termasuk prosedur dan langkah-langkah untuk menerapkan hasil konferensi dialog nasional yang komprehensif untuk mengamankan stabilitas Yaman.
Sementara itu, Duta Besar Al-Araifi menekankan dukungan GCC untuk Yaman di segala bidang, dan langkah-langkah dukungan dan keputusan yang terjadi pada berbagai tingkat dalam rangka untuk memastikan keamanan Yaman, kemakmuran, dan stabilitasnya.
Selain itu, Presiden Hadi juga menerima Duta Besar AS di Sanaa, Matthew H. Tueller, dan Duta Besar Inggris untuk Yaman, Jane Marriott.
Pemimpin Yaman juga memuji AS dan Inggris atas dukungan mereka kepada rakyat Yaman, termasuk dukungan untuk stabilitas yang berkelanjutan dan keamanan Yaman.
Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, setelah pertemuan di Riyahd, Rabu, mengutuk agresi kelompok Houthi terhadap Provinsi Imran di utara ibu kota Yaman dan kegagalan mereka untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata sebelumnya.
Al-Zayani menegaskan, dalam satu pernyataan setelah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Yaman Abed Raboo Mansour Hadi, bahwa agresi Houthi mencerminkan penyimpangan drastis dari hasil Konferensi Dialog Nasional.
Dia meminta kelompok Houthi untuk mematuhi sepenuhnya persetujuan Yaman hasil dari Konferensi Dialog Nasional dan mengatasi semua tantangan untuk memastikan keamanan, stabilitas serta integritas Yaman.
Sekretaris Jenderal GCC juga menekankan perlunya kelompok Houthi kembali ke Provinsi Saada, Yaman, "kubu utama" mereka dan untuk menghindari tantangan serta arogansi, sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan dikecam oleh Yaman serta komunitas internasional.
Gerilyawan Syiah Yaman itu sebelumnya menyerbu pos militer dan merebut kekuasaan atas ibu kota Provinsi Imran, Selasa malam, setelah berpekan-pekan pertempuran sengit melawan militer, kata seorang pejabat pemerintah.
Gerilyawan Houthi merebut kekuasaan atas markas satuan polisi militer dan pasukan khusus Selasa sore tanpa perlawanan di Provinsi Imran di bagian utara negeri tersebut, kata pejabat yang tak ingin disebutkan jatidirinya itu.
Mereka kemudian bergerak ke arah beberapa pos militer dan merebutnya, serta memperketat pengepungan atas beberapa markas satu brigade militer di Kota Imran, Ibu Kota Provinsi Imran, kata pejabat tersebut. (*/sun)