Jakarta, (Antara) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa sistem perdagangan efek yang diselenggarakan oleh Bursa bagi anggota bursa efek melalui jaringan (remote trading) berjalan normal.
"Remote trading berjalan normal sehingga tidak ada gangguan penyampaian pesanan (order)," kata Direktur Teknologi Informasi BEI Adikin Basirun di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan bahwa sistem perdagangan efek sempat mengalami kendala sesaat pada bagian pengguna data "feed" yang disebabkan oleh "flapping" di jaringan komunikasi.
"Root cause sedang dalam proses investigasi bersama dengan pihak penyedia jaringan. Indikasi disebabkan oleh 'intermittent errors' yang telah berhasil diisolasi sesuai prosedur," katanya.
Ia mengatakan bahwa pengguna yang memiliki sistem "backup data feed" tidak mengalami gangguan, demikian juga data vendor tetap bisa melakukan distribusi informasi perdagangan efek di bursa saham domestik.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan bahwa pihak bursa menganggarkan dana investasi pada 2014 sebesar Rp103,81 miliar atau meningkat sekitar 15,85 persen dibanding tahun ini yang sebesar Rp89,61 miliar.
"Kenaikan dana investasi itu seiring dengan langkah BEI yang akan melakukan investasi strategis baru di bidang teknologi informasi, yakni pada sistem perdagangan, sistem edukasi pasar modal untuk pengembangan pasar, sistem pelaporan emiten, dan sistem perkantoran yang terintegrasi," ujar dia.
Ia mengemukakan, untuk sistem informasi teknologi itu pihak BEI akan mengembangkan "Trading System Testing Tools" sebesar Rp5,32 miliar, pengembangan sistem "Enterprise Resource Planning" sebesar Rp10,25 miliar, pengembangan aplikasi "Extensible Bussiness Reporting Language" (XBRL) untuk pelaporan emiten sebesar Rp4,82 miliar. (*/jno)
BEI: Sistem Perdagangan "Remote Trading" Berjalan Normal
Bursa Efek Indonesia (BEI). (Antara)