Padang Panjang (ANTARA) - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyatakan Indonesia bukan kekurangan talenta di bidang seni budaya untuk level dunia internasional, hanya saja belum mendapatkan kesempatan untuk berkembang ke keluar tersebut.
"Selama ini talenta seni budaya kita belum mendapatkan kesempatan keluar untuk bisa berkiprah di luar negeri atau dunia internasional," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada acara kuliah umum di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, pada 30 Oktober 2024.
Ia mengatakan, sebagai bangsa yang nomor empat secara penduduk terbesar tetapi belum terepresentasi di dunia internasional.
Sementara kalau dilihat negara-negara tetangga, terutama di Asia, contoh mungkin agak mencolok adalah Korea bagaimana budaya negara tersebut bisa diterima oleh warga dunia seperti drama dan jenis lainnya.
Bahkan, mereka bisa menghasilkan tingkat ekonomi dari apresiasi yang tinggi dan bisa menyumbangkan pada APBN negaranya, tentu saja melalui proses.
"Seni budaya itu bukan konten yang hanya menghabiskan biaya saja, tetapi juga bisa menjadi profit center. Tentu saja harus melalui satu proses yang panjang hingga mencapai tingkat mendekati kesempurnaan di dalam latihan-latihannya, dan juga dari aspek-aspek estetis serta yang lainnya," katanya.
Menyambut Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon didampingi Rektor ISI Padangpanjang Febri Yulika, Plt. Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Sekda Padangpanjang dan salah satu Direktur di Kembud, (30/10/2024). Meteri memberikan kuliah bertajuk "Transformasi apreiasi seni budaya berbasis platform digital" di Institut Seni Indonesia (ISI) Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. ANTARA/Muhammad Zulfikar/MG (ANTARA/Muhammad Zulfikar/MG)
Menurut dia, Indonesia mungkin boleh dibilang sebagai negara super power di bidang kebudayaan, saking hebat dan kuatnya.
Mulai dari Sabang sampai Merauke kita mempunyai lebih dari 700 Bahasa masyarakat adat tradisi, ekspresi-ekspresi budaya yang sangat beragam, makanya kemudian dikatakan Bhineka Tunggal Ika dalam perbedaan ada persatuan.
"Kebhinekaan kita atau perbedaan-perbedaannya sebenarnya lebih besar lagi saya kira, bukan hanya perbedaannya biasa tapi ini adalah mega diversity, perbedaan yang luar biasa dari suku kemudian dari etnik, sub etnik dan banyak lagi,"ujarnya.
Ia menambahkan, misalnya saja di Papua kita mempunyai lebih dari 300 bahasa, belum lagi daerah-daerah lain, dan dengan 280 juta penduduk Indonesia dan begitu banyak ragam ekspresinya. Saya kira ini adalah satu peluang juga bagi mereka untuk mengisi ruang kebudayaan yang begitu besar.
Hal ini, kata dia, kedepan akan menjadi fokus kementerian yang dipimpimnya agar potensi-potensi bisa dikembangkan di masa mendatang.
"Selama ini talenta seni budaya kita belum mendapatkan kesempatan keluar untuk bisa berkiprah di luar negeri atau dunia internasional," kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada acara kuliah umum di Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, pada 30 Oktober 2024.
Ia mengatakan, sebagai bangsa yang nomor empat secara penduduk terbesar tetapi belum terepresentasi di dunia internasional.
Sementara kalau dilihat negara-negara tetangga, terutama di Asia, contoh mungkin agak mencolok adalah Korea bagaimana budaya negara tersebut bisa diterima oleh warga dunia seperti drama dan jenis lainnya.
Bahkan, mereka bisa menghasilkan tingkat ekonomi dari apresiasi yang tinggi dan bisa menyumbangkan pada APBN negaranya, tentu saja melalui proses.
"Seni budaya itu bukan konten yang hanya menghabiskan biaya saja, tetapi juga bisa menjadi profit center. Tentu saja harus melalui satu proses yang panjang hingga mencapai tingkat mendekati kesempurnaan di dalam latihan-latihannya, dan juga dari aspek-aspek estetis serta yang lainnya," katanya.
Menurut dia, Indonesia mungkin boleh dibilang sebagai negara super power di bidang kebudayaan, saking hebat dan kuatnya.
Mulai dari Sabang sampai Merauke kita mempunyai lebih dari 700 Bahasa masyarakat adat tradisi, ekspresi-ekspresi budaya yang sangat beragam, makanya kemudian dikatakan Bhineka Tunggal Ika dalam perbedaan ada persatuan.
"Kebhinekaan kita atau perbedaan-perbedaannya sebenarnya lebih besar lagi saya kira, bukan hanya perbedaannya biasa tapi ini adalah mega diversity, perbedaan yang luar biasa dari suku kemudian dari etnik, sub etnik dan banyak lagi,"ujarnya.
Ia menambahkan, misalnya saja di Papua kita mempunyai lebih dari 300 bahasa, belum lagi daerah-daerah lain, dan dengan 280 juta penduduk Indonesia dan begitu banyak ragam ekspresinya. Saya kira ini adalah satu peluang juga bagi mereka untuk mengisi ruang kebudayaan yang begitu besar.
Hal ini, kata dia, kedepan akan menjadi fokus kementerian yang dipimpimnya agar potensi-potensi bisa dikembangkan di masa mendatang.