Yangon, (Antara/Xinhua-0ANA) - Perusahaan-perusahaan Myanmar dan Jepang pada Sabtu menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan Zona Ekonomi Khusus (SEZ) Thilawa, di Yangon, Myanmar.
MoU kerja sama yang signifikan antara sembilan perusahaan publik Myanmar dan konsorsium Jepang termasuk - Mitsubishi Corp, Marubeni Corp dan Sumitomo Corp yang terlibat dalam pengembangan zona, telah ditandatangani antara U Win Aung, ketua UMFCCI dan pejabat Mitsubishi Corp, disaksikan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Abe ada pada tiga hari kunjungan persahabatan resmi ke negara Asia Tenggara sebagai perdana menteri Jepang dalam 36 tahun.
U Aung Hset, ketua Komite Manajemen SEZ Thilawa dan Wakil Menteri Perencanaan Nasional dan Pembangunan Ekonomi Myanmar, mengatakan bahwa ini adalah tonggak hubungan bilateral antara Myanmar dan Jepang, menciptakan lapangan kerja dan menyediakan teknologi tinggi untuk penduduk setempat dalam mengembangkan proyek SEZ.
"Analisa Dampak Lingkungan yang saat ini sedang dilaksanakan di situs diusulkan Thilawa KEK akan selesai pada Agustus tahun ini," kata U Aung Hset.
Proyek SEZ termasuk pabrik, industri teknologi tinggi, tekstil, industri padat karya dan industri manufaktur.
Thilawa akan dikembangkan bersama oleh Myanmar dengan 51 persen saham dan Jepang dengan 49 persen.
Proyek Thilawa meliputi area seluas lebih dari 2.000 hektar antara kota Thanlyin dan Kyauktan di wilayah Yangon, yang terletak di sebelah proyek SEZ Dawei di selatan wilayah Taninthayi.
Menurut statistik resmi, perdagangan bilateral antara Myanmar dan Jepang sebesar 1,414 miliar dolar AS pada tahun 2012, dimana impor Myanmar dari Jepang mencapai 1,053 miliar dolar, sementara ekspor ke negara Asia Timur mencapai 360,79 juta dolar.
Investasi Jepang di Myanmar sebesar 270,283 juta dolar AS pada Maret 2013 sejak Myanmar membuka investasi tersebut pada akhir tahun 1988, menempati peringkat ke-11 dalam daftar investasi asing di Myanmar. (*/sun)