Tuapeijat (ANTARA) - Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake, meminta pemerintah kecamatan dan desa menjaga semua aset kebencanaan yang telah diserahkan oleh Lembaga Arbeiter Samariter Bund (ASB) Indonesia and the Philippines di semua dusun dampingan kegiatan.
Aset radio RIG ini contohnya, sangat penting keberadaanya saat kondisi darurat terjadi, karena signal telekomunikasi tidak bisa diandalkan, kata Kortanius, Kamis.
Menurut dia, jika komunikasi terputus dengan signal terganggu bisa mengandalkan Radio RIG.
Di Kabupaten Kepulauan Mentawai, ada empat jalur evakuasi, tujuh pos koordinasi (Posko), perlengkapan tanggap darurat (PPGD), perlengkapan medis, 20 radio RIG dan berbagai perlengkapan kebencanaan lainnya yang didistribusikan oleh Lembaga ASB Indonesia and the Philippines periode 2016-2019, ucap Rofikul Hidayat, selaku Project Manager ASB pada acara serah terima program Desa Tangguh Bencana (DESATANA) kepada pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai di Dusun Kaliou, Desa Goiso'oinan, Kepulauan Mentawai, pada 8 Agustus 2019.
Ada lima hasil utama tujuan program ini, 1) Struktur risiko bencana terbentuk dan terlembaga di 6 desa/nagari di Sumatera Barat, 2) Masyarakat di 6 desa/nagari memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait prosedur manajemen risko multi ancaman.
Berikutnya, ke 3) Meningkatnya komunikasi, peringatan dini berbasis masyarakat dan infrastruktur untuk kesiapsiagaan di 6 desa, 4) Meningkatnya jaringan antar stakeholder terkait manajemen risiko (vertikal dan horisontal).
Ke 5) Adanya kesempatan untuk mengembangkan mata pencarian yang berkelanjutan bagi masyarakat di 3 desa/nagari, lanjut Rofikul.
Wakil Bupati Mentawai Kortanius Sabeleake memotong pita saat persemiaan posko koordinasi bencana di Dusun Koliau, Desa Goiso'ainan, Mentawai. (Ist)
Selain menjaga dan melist semua aset kebencanaan yang sudah ada,di Kepulauan Mentawai terdapat 43 desa, 28 desa dikategorikan rawan bencana.
Namun, baru sembilan desa yang mendapatkan dampingan program DESTANA, kedepan desa yang belum didampingi akan menjadi tugas bersama pemerintah daerah untuk menindaklanjuti, kata Kepala Bidang Pencegahan dab Kesiapsiaagan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Yusuf Hadisumarto.
Aset radio RIG ini contohnya, sangat penting keberadaanya saat kondisi darurat terjadi, karena signal telekomunikasi tidak bisa diandalkan, kata Kortanius, Kamis.
Menurut dia, jika komunikasi terputus dengan signal terganggu bisa mengandalkan Radio RIG.
Di Kabupaten Kepulauan Mentawai, ada empat jalur evakuasi, tujuh pos koordinasi (Posko), perlengkapan tanggap darurat (PPGD), perlengkapan medis, 20 radio RIG dan berbagai perlengkapan kebencanaan lainnya yang didistribusikan oleh Lembaga ASB Indonesia and the Philippines periode 2016-2019, ucap Rofikul Hidayat, selaku Project Manager ASB pada acara serah terima program Desa Tangguh Bencana (DESATANA) kepada pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai di Dusun Kaliou, Desa Goiso'oinan, Kepulauan Mentawai, pada 8 Agustus 2019.
Ada lima hasil utama tujuan program ini, 1) Struktur risiko bencana terbentuk dan terlembaga di 6 desa/nagari di Sumatera Barat, 2) Masyarakat di 6 desa/nagari memiliki pengetahuan dan keterampilan terkait prosedur manajemen risko multi ancaman.
Berikutnya, ke 3) Meningkatnya komunikasi, peringatan dini berbasis masyarakat dan infrastruktur untuk kesiapsiagaan di 6 desa, 4) Meningkatnya jaringan antar stakeholder terkait manajemen risiko (vertikal dan horisontal).
Ke 5) Adanya kesempatan untuk mengembangkan mata pencarian yang berkelanjutan bagi masyarakat di 3 desa/nagari, lanjut Rofikul.
Namun, baru sembilan desa yang mendapatkan dampingan program DESTANA, kedepan desa yang belum didampingi akan menjadi tugas bersama pemerintah daerah untuk menindaklanjuti, kata Kepala Bidang Pencegahan dab Kesiapsiaagan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Yusuf Hadisumarto.