Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Badan urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mulai menyalurkan beras bagi keluarga pra-sejahtera atau rastra di daerah itu.

         Kepala Bulog Subdivre Bukittinggi, Sultani di Bukittinggi, Senin, mengatakan penyaluran ke setiap kelurahan dilakukan melalui tiga kecamatan setempat.

         Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Bukittinggi, Ismail Djohar mengatakan penyaluran rastra memang mengalami keterlambatan dari jadwal yang diharapkan dapat dilakukan.

         "Dalam persiapan penyaluran, di tahap verifikasi data penerima memakan waktu cukup lama sehingga baru dapat disalurkan pada Mei 2017 ini," kata dia.

         Ia menyebutkan dari data Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial, jumlah warga miskin di daerah itu sebanyak sekitar 4.900 kepala keluarga (KK) dan harus diverifikasi ulang oleh pemerintah daerah sebelum pemberian bantuan.

         Dari hasil verifikasi, sebanyak 341 KK tidak lagi masuk dalam daftar penerima rastra karena beberapa alasan yaitu telah meninggal dunia, pindah alamat dan berubah status.

         "Proses ini yang cukup lama. Dari data itu, sebanyak 2.908 KK akan mendapat alokasi rastra dan sisanya 1.600 lebih KK mendapat bantuan rastra otoda yang dikelola Dinas Pertanian dan Pangan Bukittinggi," katanya.

         Penyaluran rastra yang pertama ini diberikan untuk alokasi dua bulan, kemudian pada bulan berikutnya juga untuk alokasi dua bulan dan selanjutnya satu bulan.

         "Rastra yang diterima warga masih sama dengan tahun lalu yaitu 15 kilogram per keluarga per bulan dengan harga Rp1.600 per kilogram," katanya.

         Sementara penyaluran rastra otoda dijadwalkan pelaksanaannya saat telah memasuki Ramadhan 1438 Hijriah.

         "Perlakuan rastra dari APBN dengan rastra otoda sama. Sama berasnya dan sama pula harganya," ujarnya.

         Diharapkan melalui penyaluran bantuan beras tersebut selain dapat memudahkan warga yang membutuhkan, juga dapat menjaga kestabilan harga beras di daerah itu sehingga tidak berdampak pada inflasi. (*)

Pewarta : Ira Febrianti
Editor :
Copyright © ANTARA 2024

Terkait
Terpopuler