Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menemukan ular langka jenis kepala merah (Bungarus flaviceps) sepanjang dua meter di kawasan hutan Cagar Alam Maninjau, Kabupaten Agam.
"Ular kepala merah itu kami temukan saat patroli kawasan bersama anggota Polsek Palembayan di Cagar Alam Maninjau tepatnya di Nagari atau Desa Sungai Pua, Kecamatan Palembayan, Rabu (9/7)," kata Kepala Resor Konservasi II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra di Lubuk Basung, Kamis.
Ia mengatakan ular tersebut ditemukan saat pihaknya beserta anggota lain sedang berjalan dalam kawasan tersebut.
Tiba-tiba, ia langsung melihat ular dengan jarak sekitar 50 centimeter dari posisi berdiri.
"Ular dengan kondisi diam dengan jarak dari kaki saya hanya 50 centimeter dan untung tidak terinjak," katanya.
Ia mengakui ular kepala merah sangat langka dan baru pertama ini ketemu di hutan saat patroli selama 23 tahun bekerja di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan BKSDA.
"Saya belum pernah ketemu ular ini saat patroli di kawasan hutan TNKS maupun hutan lain di Sumbar," katanya
Ia menambahkan ular kepala merah adalah spesies katang yang endemik di Asia Tenggara. Sebutan katang kepala merah mengacu pada warna kepalanya yang kemerah-merahan.
Katang kepala merah tersebar di Myanmar Selatan, Thailand Selatan, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan kemungkinan juga kepulauan di sekitarnya).
"Habitat utamanya adalah hutan dataran rendah hingga ketinggian 900 meter. Ular ini jarang ditemukan di sekitar pemukiman manusia," katanya.
Panjang tubuh katang kepala merah berkisar antara 1,2 sampai 1,5 meter, dan paling panjang mencapai 2,1 meter.
Kepala dan ekornya berwarna merah cerah. Tubuh bagian atas berwarna hitam dan dihiasi dengan garis berwarna putih kebiruan di sepanjang sisi badannya.
Bagian bawah tubuhnya berwarna keputihan, pewarnaan ular ini nyaris mirip dengan ular cabai besar (Calliophis bivirgatus), tetapi pada ular cabai besar, ventralnya berwarna kemerahan.
Sedangkan sisik-sisik dorsal tersusun sebanyak 13 baris di bagian tengah badan, dengan sisik-sisik vertebral atau paling atas berukuran lebih besar dibandingkan sisik dorsal lainnya. Sisik ventral pada ular jantan sebanyak 220 sampai 236 buah, sedangkan pada ular betina sebanyak 193 sampai 217 buah.
"Sisik subkaudal tidak terbagi, berjumlah 47 sampai 53 sisik pada ular jantan, dan 42 sampai 54 sisik pada ular betina. Ular kepala merah adalah ular berbisa yang sangat mematikan," katanya.
Sementara Anggota Polsek Palembayan Briptu Jefri Januardi mengakui belum pernah melihat ular ini sebelumnya dan ular ini sama dengan king cobra.
"Ini pengalaman luar biasa saya, karena melihat ular yang sangat langka tersebut," katanya.
