Mentawai (ANTARA) - Komitmen Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai perkuat sinergitas ekonomi biru dengan melibatkan 100 pelaku usaha pariwisata.
Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Jakop Saguruk, menyampaikan bahwa potensi wisata bahari Mentawai merupakan salah satu aset utama daerah yang tidak hanya memiliki daya tarik kelas dunia, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi pembangunan ekonomi jangka panjang di wilayah kepulauan.
“Pengembangan wisata bahari biru tidak hanya difokuskan pada peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga mencakup pelestarian ekosistem laut, pemberdayaan masyarakat pesisir, dan penguatan ekonomi lokal yang harus dikelola secara holistik dan inklusif,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan sejumlah program unggulan, antara lain pelatihan pemandu wisata laut berbasis konservasi, pengembangan desa wisata pesisir, serta promosi terpadu untuk destinasi wisata bahari berkelanjutan dengan fokus pada penguatan tantangan kepariwisataan.
"Selanjutnya harus dilakukan penguatan tantangan yang masih dihadapi pelaku usaha, seperti keterbatasan akses transportasi antar-pulau, minimnya promosi digital destinasi wisata bahari, serta perlunya peningkatan kualitas layanan dan kapasitas sumber daya manusia di sektor pariwisata," tambah Jakop.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kepulauan Mentawai mencatat adanya peningkatan signifikan kunjungan wisatawan selama lima tahun terakhir, yakni sebesar 45 persen pada periode 2018–2023.
Mentawai sendiri memiliki lebih dari 70 spot selancar yang telah dikenal luas oleh komunitas internasional, hingga menjadikannya salah satu destinasi favorit wisatawan asing yang mayoritas berasal dari Australia, Eropa, dan Jepang dengan minat utama pada aktivitas selancar, menyelam, dan ekowisata laut.
Meski pertumbuhan sektor pariwisata terus menunjukkan tren positif, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menyadari perlunya perbaikan berkelanjutan di berbagai aspek, guna menjawab tantangan dan mempercepat realisasi pariwisata berkelanjutan yang mengakar kuat di tengah masyarakat.
Maka dilibatkan sekitar 100 pelaku usaha pariwisata yang terdiri dari pemilik resort, surfcamp, homestay, dan penginapan lokal, guna mendukung penguatan strategi pariwisata berkelanjutan melalui pengembangan infrastruktur ramah lingkungan serta pelatihan tenaga kerja lokal.