Kemenkes-Legislator sosialisasikan deteksi dini potensi wabah di Padang Pariaman
Pariaman (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama Anggota Komisi IX DPR RI menyosialisasikan dekteksi dini dan faktor risiko kesehatan yang berpotensi wabah kepada ratusan warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
"Pernah ndak terpikir dan terprediksi adanya COVID-19? Wabah itu terjadi karena adanya virus yang bermutasi," kata Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra Ade Rezki Pratama saat Sosialisasi Deteksi Dini dan Faktor Risiko Kesehatan yang Berpotensi Kejadian Luar Biasa atau Wabah kepada Masyarakat di Padang Pariaman, Ulakan Tapakis, Kamis.
Ia mengatakan potensi terjadi wabah masih terjadi karena masih rendahnya realisasi vaksinasi sebab warga mendapatkan isu negatif tentang efek vaksin hingga bahan yang digunakan.
Oleh karena itu, kata dia diperlukan antisipasi agar wabah tersebut atau sejenisnya tidak terjadi dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Ia mendorong masyarakat untuk menjaga makanan dan interaksi dengan hewan serta rutin memeriksa kesehatan di Puskesmas.
Apalagi, lanjutnya pemerintah menerapkan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas yang memfokuskan pencegahan penyakit.
"Jadi ke Puskesmas diharapkan tidak lagi pergi suntik atau berobat, tapi pemeriksaan kesehatan rutin, periksa kadar gula di tubuh," katanya.
Pada kesempatan itu ia meminta masyarakat untuk ikut vaksin serta mengimunisasi anak agar ketika terserang suatu penyakit maka paling tidak dampak yang ditimbulkan tidak parah.
Sementara itu, Ketua Kerja Infem Direktorat Surveilans Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI Endang Burni menyebutkan lima langkah hidup sehat mulai dari aktivitas fisik, mengonsumsi pangan sehat dan perbaikan gizi, menjaga lingkungan bersih, pencegahan dan deteksi dini penyakit hingga edukasi dan perilaku hidup sehat.
Pada kegiatan itu ia juga menyampaikan terkait langkah yang harus dilakukan untuk mencegah rabies, demam berdarah dengue, polio, dan campak.
Ia meminta warga untuk rutin memeriksa kesehatan anaknya di Posyandu guna mengetahui perkembangan tubuh bayi.
"Pernah ndak terpikir dan terprediksi adanya COVID-19? Wabah itu terjadi karena adanya virus yang bermutasi," kata Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra Ade Rezki Pratama saat Sosialisasi Deteksi Dini dan Faktor Risiko Kesehatan yang Berpotensi Kejadian Luar Biasa atau Wabah kepada Masyarakat di Padang Pariaman, Ulakan Tapakis, Kamis.
Ia mengatakan potensi terjadi wabah masih terjadi karena masih rendahnya realisasi vaksinasi sebab warga mendapatkan isu negatif tentang efek vaksin hingga bahan yang digunakan.
Oleh karena itu, kata dia diperlukan antisipasi agar wabah tersebut atau sejenisnya tidak terjadi dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Ia mendorong masyarakat untuk menjaga makanan dan interaksi dengan hewan serta rutin memeriksa kesehatan di Puskesmas.
Apalagi, lanjutnya pemerintah menerapkan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas yang memfokuskan pencegahan penyakit.
"Jadi ke Puskesmas diharapkan tidak lagi pergi suntik atau berobat, tapi pemeriksaan kesehatan rutin, periksa kadar gula di tubuh," katanya.
Pada kesempatan itu ia meminta masyarakat untuk ikut vaksin serta mengimunisasi anak agar ketika terserang suatu penyakit maka paling tidak dampak yang ditimbulkan tidak parah.
Sementara itu, Ketua Kerja Infem Direktorat Surveilans Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI Endang Burni menyebutkan lima langkah hidup sehat mulai dari aktivitas fisik, mengonsumsi pangan sehat dan perbaikan gizi, menjaga lingkungan bersih, pencegahan dan deteksi dini penyakit hingga edukasi dan perilaku hidup sehat.
Pada kegiatan itu ia juga menyampaikan terkait langkah yang harus dilakukan untuk mencegah rabies, demam berdarah dengue, polio, dan campak.
Ia meminta warga untuk rutin memeriksa kesehatan anaknya di Posyandu guna mengetahui perkembangan tubuh bayi.