Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mencatat pihaknya telah menangani 15 kasus orang terlantar sepanjang 2024 yang jumlah itu meningkat dari tahun lalu yang hanya 11 kasus.
"Orang yang terlantar itu ada yang kami bantu pemulangannya, ada juga yang dijemput keluarga," kata Kepala Dinas Sosial Kota Pariaman, Muhammad Rum di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan orang yang terlantar di Pariaman tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor mulai dari dibawa orang lain untuk mendapatkan pekerjaan namun kemudian ditinggalkan, kemudian ada yang tersesat, disabilitas, gangguan kejiwaan, serta hal lainnya.
Untuk beberapa orang terlantar yang ditemukan di Pariaman ada yang sudah disertai nomor kontak keluarga sehingga pemerintah setempat dapat langsung menghubungi. Hal itu biasanya terjadi pada penderita disabilitas.
Ia menyampaikan orang terlantar tersebut tidak saja berasal dari sejumlah daerah di dalam Sumbar namun juga di luar provinsi tersebut.
"Untuk orang terlantar yang berasal dari luar Sumbar kami koordinasikan dengan pemerintah provinsi untuk proses pemulangannya," katanya.
Ia menjelaskan pemulangan dilakukan karena Pariaman hingga saat ini belum memiliki rumah singgah untuk merawat orang terlantar karena daerah itu masih keterbatasan anggaran.
Guna menangani orang terlantar tersebut, lanjutnya organisasi perangkat daerah itu menjalin koordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) yakni Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP Damkar), serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
OPD tersebut menjalankan fungsinya masing-masing yakni Satpol PP dan Damkar melakukan pengamanan setelah mendapatkan laporan dari warga dan Dinkes memeriksa kesehatan mereka apalagi orang terlantar itu sedang mengalami gangguan jiwa.
"Ketika orang terlantar ini tidak memiliki tanda pengenal maka kami meminta Disdukcapil pemindaian (retina mata)," ujarnya.
Ia juga menyampaikan warga Pariaman juga ditemukan terlantar di sejumlah daerah yang jumlahnya berkisar 0 sampai tiga orang dalam setahun.
"Ada yang tidak ada sama sekali, nah untuk tahun ini ada dua orang," tambahnya.