Pemkot Bukittinggi carikan solusi banjir Sungai Sianok hingga ke pusat
Bukittinggi,- (ANTARA) - Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) segera mencarikan solusi terkait musibah banjir aliran Sungai Ngarai Sianok yang telah terjadi beberapa kali.
"Kami akan meminta kajian Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) jika dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tidak ada solusi, kami akan minta ke pusat," kata Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi, Senin.
Marfendi bersama Kepala Damkar dan Camat Guguk Panjang mengunjungi langsung lokasi banjir Sungai Ngarai Sianok yang disebabkan jebolnya salah satu sumbatan di aliran hulunya, Senin
"Kejadian tadi tanpa adanya hujan, tiba-tiba saja. Nantinya BKSDA kami minta bekerjasama mengecek titik aliran yang jebol. Normalisasi sungai diperlukan agar kejadian tidak berulang," katanya.
Pemkot Bukittinggi memastikan tidak ada korban jiwa yang timbul dari kejadian yang mirip dengan musibah banjir bandang di Kabupaten Agam.
"Tidak ada korban jiwa karena di kejadian serupa pada akhir April lalu sudah dilarang adanya aktivitas jual beli di bibir sungai," sebutnya.
Kejadian ini sudah ketiga kalinya yang memang lebih besar dampaknya saat ini. Warga sudah diminta waspada dengan sebagian mengungsi ke rumah kerabatnya di daerah aman
Camat Guguk Panjang Yelrizon menambahkan terdata tujuh rumah mengalami rusak berat dengan 14 Kepala Keluarga (KK) ikut terdampak.
"Ada tujuh rumah yang rusak, puluhan orang mengungsi ke rumah saudaranya. Proses rekonstruksi disegerakan. Sungai Ngarai Sianok di bawah pengawasan Pemprov Sumbar," katanya.
Untuk proses pemindahan permanen warga atau relokasi, ia mengungkap masih dalam tahap sosialisasi ke warga.
"Relokasi sedang diupayakan. Saat ini proses sosialisasi kepada warga karena lokasi saat ini sudah tidak layak ditempati," ujarnya.
"Kami akan meminta kajian Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) jika dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tidak ada solusi, kami akan minta ke pusat," kata Wakil Wali Kota Bukittinggi Marfendi, Senin.
Marfendi bersama Kepala Damkar dan Camat Guguk Panjang mengunjungi langsung lokasi banjir Sungai Ngarai Sianok yang disebabkan jebolnya salah satu sumbatan di aliran hulunya, Senin
"Kejadian tadi tanpa adanya hujan, tiba-tiba saja. Nantinya BKSDA kami minta bekerjasama mengecek titik aliran yang jebol. Normalisasi sungai diperlukan agar kejadian tidak berulang," katanya.
Pemkot Bukittinggi memastikan tidak ada korban jiwa yang timbul dari kejadian yang mirip dengan musibah banjir bandang di Kabupaten Agam.
"Tidak ada korban jiwa karena di kejadian serupa pada akhir April lalu sudah dilarang adanya aktivitas jual beli di bibir sungai," sebutnya.
Kejadian ini sudah ketiga kalinya yang memang lebih besar dampaknya saat ini. Warga sudah diminta waspada dengan sebagian mengungsi ke rumah kerabatnya di daerah aman
Camat Guguk Panjang Yelrizon menambahkan terdata tujuh rumah mengalami rusak berat dengan 14 Kepala Keluarga (KK) ikut terdampak.
"Ada tujuh rumah yang rusak, puluhan orang mengungsi ke rumah saudaranya. Proses rekonstruksi disegerakan. Sungai Ngarai Sianok di bawah pengawasan Pemprov Sumbar," katanya.
Untuk proses pemindahan permanen warga atau relokasi, ia mengungkap masih dalam tahap sosialisasi ke warga.
"Relokasi sedang diupayakan. Saat ini proses sosialisasi kepada warga karena lokasi saat ini sudah tidak layak ditempati," ujarnya.