BKSDA Sumbar bantu pengembangan budidaya tebu kelompok tani di Agam

id BKSDA Sumbar,Berita sumbar,Berita agam

BKSDA Sumbar bantu pengembangan budidaya tebu kelompok tani di Agam

Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar melakukan pembinaan bagi Kelompok Tani Minang Saiyo Tigobalai, Kecamatan Matur, Agam, Rabu (15/5). Dok Antara/Yusrizal

Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memberikan bantuan pengembangan budidaya tebu untuk Kelompok Tani Minang Saiyo Saribulan, Nagari atau Desa Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam pada 2024.

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Rusdiyan P. Ritonga di Lubuk Basung, Rabu, mengatakan bantuan sebesar Rp44,2 juta tersebut bakal dicairkan dalam waktu dekat.

"Dana bantuan langsung masuk ke rekening kelompok dan bantuan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2024," katanya.

Ia mengatakan syarat pencairan bantuan tersebut berupa Surat Keputusan (SK) kelompok dari wali nagari atau kepala desa, menyiapkan proposal terkait bidang usaha, NPWP kelompok, rekening kelompok dan lainnya.

Setelah itu membuat analisa usaha kelompok tahun pertama sampai ke tahun empat. BKSDA Sumbar bakal melakukan pendampingan dan pembinaan kelompok selama lima tahun kedepan.

"Ini untuk melihat perkembangan usaha budidaya dalam lima tahun kedepan, karena harus terjadi peningkatan aset kelompok dan kesejahteraan anggota pada tahun ke empat," katanya.

Ia mengakui bantuan yang diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok yang berada di sekitar kawasan penyangah Cagar Alam Maninjau.

Program tersebut juga diharapkan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan penyangah Cagar Alam Maninjau.

"Dengan kondisi itu maka tekanan ke kawasan bisa diminimalisir dan ini sesuai dengan tujuan dari bantuan tersebut," katanya.

Sementara Sekretaris Kelompok Tani Minang Saiyo Tigobalai Richard mengatakan bantuan ini bakal digunakan untuk membeli bibit, pupuk organik, mesin rumput, pestisida dan lainnya.

"Kita menyediakan lahan sekitar belasan hektare dan bakal ditanam sesuai dengan dana yang ada," katanya.

Ia menambahkan tebu itu bisa panen selama satu tahun. Namun panen baru sedikit dan untuk panen normal setelah usia dua tahun.

Tebu tersebut dijual per batang yang bakal dibawa ke luar Matur dan ada juga diolah menjadi gula tebu.

"Kecamatan Matur merupakan daerah penghasil tebu di Sumbar," katanya.