Pemkab Pasaman Barat targetkan produksi jagung 223.236 ton selama 2024

id Pemkab Pasaman Barat ,Berita pasbar,Berita sumbar

Pemkab Pasaman Barat targetkan produksi jagung 223.236 ton selama 2024

Salah satu tanaman jagung di Kabupaten Pasaman Barat. Pemkab setempat menargetkan produksi jagung 223.236 ton selama 2024. (Antara/Altas Maulana). 

Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menargetkan produksi jagung mencapai 223.236 ton selama 2024.

"Pada 2023 lalu realisasi produksi jagung mencapai 221.961 ton. Kita optimis target yang ditetapkan dapat tercapai," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail di Simpang Empat, Jumat.

Menurutnya dalam upaya mencapai target itu maka pihaknya melakukan sejumlah upaya. Selain penambahan luas tanam juga meningkatkan kemampuan petani yang ada melalui pelatihan.

"Saat ini ada 43.907 hektare luas tanam jagung. Untuk 2024 ini kita menargetkan ada penambahan 2.000 hektare luas tanam jagung," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya penambahan luas tanam maka pihaknya menargetkan produksi jagung sebesar 223.236 ton selama 2024.

Selain upaya penambahan luas lahan tanam juga melakukan pengawalan dan pendampingan oleh penyuluhan di lapangan serta melakukan percepatan tanam.

Ia mengatakan sentra produksi jagung terbesar berada di Kecamatan Luhak Nan Duo, disusul oleh Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Talamau.

Lalu Kecamatan Ranah Batahan Kecamatan Kinali, Kecamatan Koto Balingka dan Kecamatan Sungai Beremas.

Selanjutnya produksi jagung juga ada Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Gunung Tuleh dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.

"Pada umumnya tanaman jagung cukup diminati oleh masyarakat karena harganya relatif stabil," ujarnya.

Ia menjelaskan Pasaman Barat menjadi salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Sumbar.

"Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksi menurun," katanya.

Ia menyebutkan penurunan produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh replanting atau peremajaan sawit saja.

Tingkat kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi. Semakin sering ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.

"Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung," katanya.

Ia menambahkan tanaman jagung bisa menjadi tanaman alternatif para petani karena masa panen relatif singkat, bisa empat atau enam bulan dengan harga yang relatif bertahan. ***1***