Sepanjang 2023 terjadi 555 kejadian bencana di Sumbar

id Bencana, Sumbar

Sepanjang 2023 terjadi 555 kejadian bencana di Sumbar

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan rombongan bersepeda motor meninjau daerah terimbas banjir dan tanah longsor di Pasaman. (ANTARA/HO-Biro Adpim Sumbar)

Padang (ANTARA) - Sebanyak 555 kejadian bencana tercatat terjadi di Sumatera Barat sepanjang 2023 berdasarkan data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) setempat.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar Rudy Rinaldy di Padang, Selasa, menyebut berdasarkan data itu bencana yang banyak terjadi berupa angin kencang, longsor, banjir, dan erupsi Gunung Marapi.

Ia merinci bencana angin kencang tercatat terjadi 209 kejadian, tanah longsor 102 kejadian, banjir 84 kejadian, erupsi 123 kali, tanah terban satu kejadian, air bah satu kejadian, abrasi pantai lima kejadian, karhutla 20 kejadian, dan banjir bandang lima kejadian.

Data periode 2014-2022, terjadi 6.274 kejadian bencana alam yang terbagi menjadi enam jenis bencana alam (di luar gempa bumi dan tsunami).

Rinciannya angin kencang 3.505 kejadian (55,9 persen), longsor 1.161 kejadian (19,5 persen), banjir 853 kejadian (13,6 persen), kebakaran hutan dan lahan 609 kejadian (9,7 persen), banjir bandang 107 kejadian (1,7 persen), dan abrasi pantai 39 kejadian (0,6 persen).

Rudy menyebut informasi dari BMKG setempat, hingga Februari 2024, Sumbar masih dalam musim hujan yang memiliki potensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, banjir, dan longsor.

Oleh karena itu ia mengimbau masyarakat, terutama yang berada di sekitar aliran sungai, untuk tetap waspada terhadap potensi bencana.

Pengendara juga diimbau berhati-hati untuk melewati jalur rawan longsor, terutama saat hujan deras.

Bencana banjir dan longsor di Sumbar ikut berpotensi memutus arus transportasi, baik antarkabupaten/kota maupun antarprovinsi, karena material longsor menimbun badan jalan.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengatakan potensi bencana terutama longsor yang bisa memutus akses transportasi antarprovinsi, seperti Sumbar-Riau, Sumbar-Sumut, Sumbar-Bengkulu, dan Sumbar-Jambi harus dipetakan dan dicarikan solusi sebagai langkah antisipasi.

Hal itu untuk meminimalkan kerugian karena jalur itu merupakan urat nadi perekonomian daerah.