Payakumbuh (ANTARA) - Semangat memperkenalkan kompor induksi adalah salah satu bagian dari komitmen PLN untuk memperluas penerapan gaya hidup baru di tengah-tengah masyarakat, yaitu electrifying lifestyle.
Untuk itu, baru-baru ini PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Payakumbuh adakan perlombaan memasak rendang dengan kompor induksi bertajuk; “Marandang Jo Kompor Induksi”.
Perlombaan diadakan di aula PLN UP3 Payakumbuh, Kamis (21/12), dalam rangka Hari Ibu Ke-95 sekaligus HUT Persatuan Istri Pegawai dan Karyawati (PIKK) PLN Ke-24, diikuti oleh lebih dari 40 orang peserta.
Para ibu dan karyawan perempuan berkumpul dalam beberapa tim dan memasak berbagai jenis makanan khas Sumatera Barat tersebut. Rendang yang telah selesai disajikan dan dicicipi oleh dewan juri. Kemudian secara bebas dapat dicicipi oleh seluruh pegawai dan keluarga besar PLN UP3 Payakumbuh yang hadir di lokasi perlombaan.
Melalui perlombaan ini, PLN UP3 Payakumbuh berupaya menarik minat para ibu untuk menggunakan kompor induksi pada kegiatan dapurnya. Gerakan yang dimulai dari para ibu keluarga besar PLN ini diharapkan akan ditularkan kepada kerabat dan lingkungan terdekat. Sehingga selanjutnya lebih banyak lagi masyarakat umum mengetahui tentang kelebihan dan keuntungan penggunaan kompor induksi.
Seperti disampaikan Wilsriza, Manager PLN UP3 Payakumbuh. ‘’Kami ingin lebih banyak masyarakat tahu dan merasakan sendiri bahwa energi listrik adalah energi yang tidak hanya murah tetapi juga memiliki banyak keunggulan lalu. Maka beralih dari produk konvensional ke produk listrik adalah keputusan yang tepat. Salah satunya beralih dari kompor lama ke kompor listrik,’’ sampainya.
Kompor induksi diakui murah dengan efisiensi sekitar 60%. Rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi, biayanya sekitar Rp79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp125.400. Artinya jika ditotal, biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG sebulan mencapai Rp204.800 per bulan.
Sedangkan biaya kebutuhan listrik per bulan untuk menggunakan kompor induksi diasumsikan sebesar 82 kWh, dengan harga listrik per kWh adalah Rp1.444,7. Jadi biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan kompor induksi adalah Rp118.465 saja.
Selain murah, Wilsriza menyebut kompor induksi sebagai teknologi kekinian yang berdesain menarik, mudah digunakan, praktis, dan yang terpenting adalah ramah lingkungan.
Beralih ke kompor ramah lingkungan ini, lanjut Wilsriza, dapat menjadi aksi nyata untuk mengurangi tingkat ketergantungan penggunaan energi fosil dengan beralih ke energi yang lebih bersih. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060.
‘’Jadi buat semua ibu-ibu, bapak-bapak, dan masyarakat semuanya, mari beralih ke kompor induksi, karena sudah terjamin murah, praktis, dan ramah lingkungan. Hari ini kami juga sudah buktikan, marandang jo kompor induksi, lai bisa,’’ sebutnya.*