PLN Persero UID Sumbar Salurkan CSR di Solok Selatan

id PLN Persero UID Sumbar ,stunting solok selatan, zero stunting di Solok Selatan.

PLN Persero UID Sumbar Salurkan CSR di Solok Selatan

Bupati Solok Selatan Khairunas memberikan CSR PLN berupa bantuan sembako kepada masyarakat Pauah Duo sebagai upaya penanganan permasalahan stunting di Kabupaten itu

Padang Aro (ANTARA) - PT. PLN Persero Unit Induk Distribusi (UID)Sumatera Barat menyalurkan tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di Kabupaten Solok Selatan yang diperuntukkan sebagai upaya Cegah Resiko Dini Anak Stunting (Cerdasi).

"Saya mengajak seluruh perusahaan di Solok Selatan untuk aktif berperan di masing-masing wilayah," kata Bupati Solok Selatan Khairunas, di Padang Aro, Kamis.

Dia mengapresiasi PLN atas dukungan aktifnya dalam mewujudkan zero stunting di Solok Selatan.

Ia menegaskan bahwa stunting adalah permasalahan nasional dan juga menjadi fokus utama program pemerintah Solok Selatan.

General Manager PLN UID Sumatera Barat, Eric Rossi Priyo Nugroho berharap, pencegahan dini risiko stunting bisa dilakukan secara optimal dan juga meminta dukungan dari Pemerintah Solok Selatan untuk menyukseskan program ini.

"Dengan CSR ini semoga penanganan stunting bisa dilakukan secara optimal," katanya.

Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda mengatakan, momen ini mencerminkan komitmen bersama, tidak hanya mencegah stunting tetapi juga memberikan dukungan nyata dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

“Semoga bantuan ini memberikan dampak positif dan meringankan beban keluarga penerima," ujarnya.

Pemerintah saat ini melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus berupaya optimal upaya penanganan dan pencegahan stunting di Solok Selatan.

Pelaksanaan tugas Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Pendewal mengatakan prevelensi balita stunting di Kabupaten itu hingga 25 September 2023 sebesar 10,2 persen.

"Dari 10.665 balita yang diukur per Agustus 2023, hanya 1.083 orang yang yang terindikasi stunting dan data ini diperoleh dari hasil pengukuran dan penimbangan pada Posyandu," katanya.

Capaian ini katanya, lebih baik dari target yang ditetapkan pemerintah pusat dalam percepatan penurunan stunting yaitu sebesar 14 persen pada 2024.

Dari data tersebut katanya, bayi dua tahun (Baduta) terdiagnosa stunting sekitar 316 orang atau 8,9 persen dari total Baduta sebanyak 3.562 orang.