Balai Karantina: Minyak kelapa sawit masih dominasi ekspor asal Sumbar

id Nilai ekspor, ekspor asal sumbar, sumbar ekspor kulit manis ke Israel

Balai Karantina: Minyak kelapa sawit masih dominasi ekspor asal Sumbar

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto. (Antara/Fandi Yogari).

Padang (ANTARA) - Minyak kelapa sawit masih menjadi komoditas dari sektor pertanian yang mendominasi ekspor asal Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2023.

"Untuk tahun 2023 ekspor dari Sumbar yang paling besar itu masih minyak kelapa sawit," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto di Padang, Kamis.

Selain minyak kelapa sawit, pihaknya juga mencatat sembilan komoditas utama pertanian penyumbang angka ekspor dari Ranah Minang, yakni cangkang kelapa sawit, bungkil sawit, kulit kayu manis, karet, santan kelapa, gambir, manggis, kopi hingga air kelapa.

Dari 10 jenis komoditas utama sektor pertanian tersebut, Balai Karantina Pertanian setempat memperkirakan total nilai ekspor pada tahun 2023 mencapai Rp4,87 triliun.

"Kalau dilihat dari volume ekspor hingga 20 November 2023, ekspor asal Sumbar dari sektor pertanian sekitar 1.029 juta ton," ujar dia.

Ke-10 jenis komoditas asal Sumbar tersebut diekspor ke sejumlah negara termasuk Israel. Lengkapnya, negara tujuan ekspor yakni China, Algeria, Arab Saudi, Brasil, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Belanda, Vietnam, Malaysia, Amerika Serikat, Perancis, Swedia, Inggris, India, Jerman, Latvia, Pakistan, Taiwan, Kanada dan Spanyol.

Namun perbandingan secara year on year (yoy), terjadi penurunan nilai ekspor asal Sumbar. Pada tahun 2022 ekspor dari Ranah Minang tercatat 1.221 juta ton atau setara dengan Rp4,96 triliun.

"Berdasarkan negara tujuan kita ada peningkatan namun untuk volume dan nilai rupiahnya ada penurunan," katanya.

Sementara itu, merujuk data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumbar nilai ekspor daerah itu pada September 2023 sebesar 185,95 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp2,8 triliun. Angka itu mengalami penurunan sebesar 16,69 persen dibandingkan ekspor Agustus 2023.

Kemudian, golongan barang yang paling banyak diekspor pada September 2023 adalah lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 157,54 juta dolar AS, diikuti berbagai produk kimia sebesar 4,88 juta dolar AS, dan golongan bahan-bahan nabati 4,83 juta dolar AS.