Padang (ANTARA) - Kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah memberi banyak manfaat dan kemudahan bagi para pesertanya sejak dikenalkan pada tahun 2014 hingga sekarang.
Hadirnya menjadi solusi atas segala keresahan akan tagihan biaya yang akan dikeluarkan, termasuk pengobatan penyakit ginjal. Hal ini juga dirasakan oleh Nolanda Anisa Putri mahasiswi di salah satu universitas negeri dan menjadi peserta JKN segmen PBU.
Nolanda menyampaikan bahwa keluarganya sudah sejak lama terdaftar sebagai peserta JKN segmen PBU. Dan salah satu manfaat pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional yang ia rasakan adalah ketika almarhumah ibunya mengidap penyakit ginjal pada tahun 2018.
Nolanda menyampaikan awal mula mengetahui bahwa almarhumah ibunya mengidap penyakit ginjal ketika almarhumah ibunya mengeluh mudah sakit pinggang, buang air kecil yang sedikit dan gusi juga tidak berdarah.
Kemudian almarhumah ibunya memutuskan untuk memeriksakan ke puskesmas. Setiba di puskesmas, almarhumah ibunya Nolanda mendapatkan pelayanan administrasi yang baik dan dilakukan pemeriksaan.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan bahwa hemoglobin (Hb) almarhumah ibunya rendah dan ada indikasi mengidap penyakit ginjal dan disarankan dirujuk ke rumah sakit.
“Ketika tahu ada indikasi sakit ginjal, mama langsung mencari tahu dari tetangga dan orang-orang terdekat kira-kira rumah sakit mana yang bisa rujukan untuk penyakit ini. Akhirnya disarankanlah untuk meminta rujukan ke RSU Citra BMC dan mama langsung mengurus proses rujukan dan syukurnya tidak terlalu sulit," ujar Nolanda.
Proses rujukan tidak melalui proses yang sulit dan langsung dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa memang ada masalah pada ginjal almarhumah ibunya dan diharuskan untuk menjalani terapi hemodialisis atau yang dikenal dengan cuci darah.
Almarhumah ibunya Nolanda memutuskan untuk menjalani terapi hemodialisis. Terapi hemodialisis rutin dilakukan rutin tiga kali setiap minggunya. Seiring waktu, hemoglobin (Hb) meningkat dan kondisi mulai membaik. Terapi hemodialisis pun mulai dilakukan rutin dua kali saja setiap minggunya.
Semua penanganan yang dialami oleh almarhumah ibunya Nolanda dimulai dari administrasi, pemeriksaan, rujukan dari puskesmas hingga administrasi, pemeriksaan dan terapi di rumah sakit tidak ada mengeluarkan biaya sedikitpun. Pelayanan juga diberikan dengan baik, tidak menyulitkan dan tidak membeda-bedakan.
“Walaupun mama sudah almarhumah namun saya bersyukur bahwa selama menjalani pengobatan penyakit ginjal, mama saya mendapat pelayanan yang baik dan setahu saya bahwa biaya untuk pengobatan dan terapi penyakit ginjal cukup besar. Namun, kami sekeluarga tidak perlu terlalu khawatir akan tagihan biaya yang dikeluarkan karena semua ditanggung oleh BPJS," ujar Nolanda.
Hingga kini, Nolanda masih terdaftar sebagai peserta JKN dan selalu memastikan bahwa ia masih terdaftar sebagai peserta JKN. Bahkan sekarang ia telah mengunduh aplikasi Mobile JKN walaupun belum pernah mengakses pelayanan melalui aplikasi itu.
“Hingga kini saya belum pernah mengakses pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional melalui JKN Mobile tetapi saya tetap mendownload di handphone karena saya tidak pernah tahu kapan saya butuh. Saya juga sudah melihat fitur- fitur yang disediakan dan sangat lengkap dan data yang dibutuhkan selalu ter-update sehingga sewaktu- waktu saya membutuhkan pelayanan JKN seperti ingin rawat inap, saya tahu rumah sakit mana yang masih tersedia ruangan dan pelayanan lainnya,” ujar Nolanda.
Ia berharap bahwa seluruh lapisan masyarakat sadar dan paham akan pentingnya terdaftar menjadi peserta JKN. Ia juga berharap bahwa masyarakat yang belum mendaftar agar segera mendaftarkan diri dan keluarganya menjadi peserta JKN agar kesehatan diri terjamin kualitasnya tanpa menguras keuangan.*