Pengamat: Bioavtur standar internasional dan aman untuk penerbangan

id Bioavtur

Pengamat: Bioavtur standar internasional dan aman untuk penerbangan

Pertamina melakukan pengisian bahan bakar nabati jenis bioavtur J2.4 ke pesawat uji guna mengetahui performansi mesin. (ANTARA/HO-Pertamina)

Jakarta (ANTARA) - Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai bahan bakar aviasi ramah lingkungan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur aman untuk penerbangan karena memiliki standar internasional.

"Sebagai upaya transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE), penggunaan Bioavtur wajib kita apresiasi," ujarnya di Jakarta, Sabtu.

Oleh karena itu, dia mengapresiasi penggunaan bahan bakar aviasi ramah lingkungan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur oleh maskapai Garuda.

Alvin yang juga Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) menambahkan, Pertamina sudah lama merintis bahan bakar aviasi ramah lingkungan tersebut, yakni sekitar 13 tahun dengan berbagai uji coba.

Selama 13 tahun uji coba, lanjutnya, setiap kali ada kemajuan, Bioavtur harus diuji melalui pengujian tingkat internasional, karena untuk menggunakan bahan bakar tersebut, Garuda juga menyewa pesawat buatan industri luar negeri.

“Jadi secara kualitas, dapat diterima sesuai standar internasional. Itu yang sangat penting. Karena dalam penerbangan, faktor safety adalah yang utama dan tidak dapat ditawar,” katanya melalui sambungan telepon.

Pesawat tersebut tentu diasuransikan, tambahnya, dengan demikian, maskapai dan perusahaan asuransi juga ikut menguji karena tidak mau pesawatnya rusak atau mengalami insiden.

Menurut Alvin, bahan bakar nabati untuk pesawat berbeda dibandingkan untuk kendaraan lain, seperti biofuel pada motor.

Bioavtur dibawa pesawat terbang di atas 30-40 ribu kaki dengan temperatur -30 sampai -40 derajat Celcius, tambahnya, pada kondisi tersebut, teruji bahwa tidak membeku, karakter kimianya tidak berubah.

Karena kualitas Bioavtur tersebut setara dengan Avtur, imbuh Alvin, maka bahan bakar aviasi tersebut juga sesuai dengan mesin pesawat dari berbagai industri seperti Boeing, Airbus serta yang lain.

"Tentu sama. Karena Avtur memang harus memiliki standar internasional yang sama untuk mesin-mesin pesawat,” katanya.

Untuk itulah Alvin berharap, ke depan Pertamina terus mengembangkan Pertamina SAF atau Bioavtur. Dalam hal ini, tantangan Pertamina adalah meningkatkan kapasitas produksi sehingga bisa memenuhi permintaan serta persoalan harga.

Sebelumnya pada, Jumat (27/10) dilakukan penggunaan perdana Pertamina SAF atau Bioavtur oleh Garuda dengan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) menuju Bandara Adi Soemarmo (Surakarta), dan kembali ke Jakarta dengan bahan bakar aviasi ramah lingkungan tersebut.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat: Bioavtur berstandar Internasional dan aman untuk penerbangan