Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat seiring data tenaga kerja AS, Non Farm Payrolls (NFP), yang akan dirilis malam ini.
Data NFP AS diprediksi terjadi penambahan 170 ribu pekerjaan.
“Data NFP ini biasanya menjadi perhatian pelaku pasar keuangan global, karena data ini bisa memperlihatkan gambaran tenaga kerja AS versi pemerintah yang bisa mempengaruhi kebijakan Bank Sentral AS,” katanya dihubungi Antara di Jakarta.
Menurut dia, potensi data NFP dan data tenaga kerja lainnya semisal data tingkat pengangguran AS dan rata-rata upah per jam yang akan dirilis malam ini, akan menunjukkan kondisi ketenagakerjaan AS yang masih solid.
Semalam, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS dirilis sebanyak 207 ribu klaim, hanya naik sekitar 2 ribu klaim dibandingkan pekan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan kondisi ketenagakerjaan AS masih cukup solid.
Selain itu, situasi tersebut masih mendukung kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk mengendalikan inflasi AS yang masih belum turun ke target 2 persen.
“Potensi pelemahan hari ini ke arah Rp15.650 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.580 per dolar AS,” ucap Ariston.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi melemah tipis sebesar 0,02 persen atau 3 poin menjadi Rp15.621 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.618 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah bergerak melemah jelang rilis data NFP AS