Pemkab Pasaman Barat gelar rembuk penanganan stunting lintas sektor

id Rembuk penanganan stunting

Pemkab Pasaman Barat gelar rembuk penanganan stunting lintas sektor

Pemkab Pasaman Barat saat mengadakan rembuk stunting lintas sektor sebagai upaya percepatan penanganan penurunan angka stunting, Selasa. 

Simpang Empat,- (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, menggelar rembuk stunting yang melibatkan seluruh lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah itu, Selasa.

Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Selasa, meminta agar semua pihak yang terlibat untuk menyusun strategi dan bersinergi agar penurunan stunting sesuai target yang sudah ditetapkan.

Ia menjelaskan stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.

Menurutnya, hasil penimbangan Februari tahun ini berdasarkan data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan bahwa 5.170 bayi dan balita atau 15,35 persen alami stunting di Pasaman Barat.

Sedangkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita mengalami stunting tahun 2022 di Pasaman Barat.

"Sementara pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting tahun 2022 pada angka 14 persen," ujarnya.

Ia menyebutkan periode 1.000 hari pertama kehidupan yakni ketika janin berada dalam kandungan hingga usia bayi dua tahun menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan.

Namun, stunting bukanlah masalah kesehatan semata akan tetapi dipengaruhi oleh masalah sosial, budaya, ekonomi masyarakat serta perilaku dan pola asuh anak.

"Stunting ini termasuk urusan kesehatan yang esensial dan berdampak jangka panjang bagi generasi masa depan negara dan daerah," katanya.

Penanganannya perlu melibatkan banyak pihak dan banyak aspek secara berkelanjutan. Seperti aspek kesehatan, aspek keluarga maupun aspek perilaku, artinya intervensi terhadap percepatan penurunan stunting perlu dilakukan dengan intervensi spesifik dan sensitif dari pihak terkait yang ada di daerah ini semua.

Ia mengajak semua yang hadir untuk lebih serius dan lebih berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting melalui kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja berkualitas.

"Perlu sinergi, kolaborasi dan akselerasi bersama masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya," ujarnya.

Pada kegiatan yang bertemakan sinergi, konvergensi lintas sektor dan pentahelix bergerak bersama mewujudkan percepatan penurunan stunting di Pasaman Barat.

Hadir secara online Sekretaris Wakil Presiden RI, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan pembangunan serta organisasi BUMN, BUMD dan hadir secara offline staf ahli, asisten, kepala OPD, seluruh wali nagari dan stakeholder terkait lainnya.*