Padang (ANTARA) - Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono mengatakan rekrutmen anggota Polri harus bersih, transparan, dan akuntabel sehingga menghasilkan anggota yang profesional dalam menjalankan tugas nantinya.
“Kalau rekrutmen Polri sudah tidak profesional, mau jadi apa polisi ke depan. Kami tentunya sangat bertanggung jawab dengan hal ini beserta seluruh panitia,” kata Kapolda di Padang, Selasa.
Ia menyebut akan tetap mengikuti proses ini setiap hari dan setiap saat perkembangannya termasuk laporannya dari panitia kepada ketua panitia daerah.
“Sampai nanti kami pun akan melaporkan ke unsur pimpinan di Mabes Polri,” kata dia
Dirinya meminta kepada para peserta calon anggota Polri yang saat ini tengah melaksanakan tes baik untuk tamtama, bintara dan Akpol untuk selalu berdoa dengan khusyuk, mempersiapkan fisik mental akademi yang baik.
Menurut dia kalau memang harus lulus dengan upaya itu, lolos dan terpilih dengan menggunakan cara yang jujur, dengan cara sesuai aturan mainnya itu akan lebih indah di akhir cerita dibanding dengan cara pemaksaan-pemaksaan jalur tertentu
Dirinya berpesan orang tua atau calon itu sendiri terbawa arus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab alias tertipu atau penipuan.
Kalau sudah melakukan seperti itu, namanya penipuan dan jangan sampai terpengaruh.
“Semua ini adalah regenerasi, mereka anak-anak kami, adik-adik kami, yang pastinya polisi harus hebat di masa yang akan datang. Proses rekrutmen itu bukan yang main-main, karena ingin membentuk bagaimana polisi-polisi di masa yang akan datang itu mereka benar-benar calon pelayan masyarakat yang baik, calon penegak hukum yang handal dan harkamtibmas yang profesional,” kata dia.
Kapolda menekankan calon, orang tua termasuk panitia bahwa proses pelaksanaan penerimaan atau rekrutmen secara serentak itu harus bersih dan tidak ada permainan atau adanya upaya upaya yang dilakukan sehingga yang tidak memenuhi syarat menjadi memenuhi syarat.
“Kami sangat berharap dan mengimbau kepada semua pihak jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan selama proses ini,” kata dia.
Ia mengatakan pada awal pendaftaran dirinya berpesan dalam penandatanganan pakta integritas bahwa dalam rekrutmen terutama di Sumbar yang dipimpinnya tidak ada permainan maupun upaya yang ditempuh sehingga terjadinya penyimpangan.
“Secara eksternal kami himbau jangan sampai terpengaruh dengan upaya para pelaku kejahatan untuk mempergunakan celah celah dalam rekrutmen ini,” kata dia.
Ia menceritakan istilahnya kalau dulu penembak di atas kuda. Kalau sekarang istilahnya penembak jitu, karena tidak perlu di atas kuda, tidak perlu dengan cara spekulasi tapi bisa jadi dilakukan secara nyata bahwa mereka berupaya bagaimana merubah nasib tetapi dengan cara yang tidak benar.
Dirinya mencontohkan seperti harus melakukan pendekatan-pendekatan kepada orang orang tertentu yang orang tertentu tersebut belum jelas siapa yang bersangkutan.
“Kadang kadang ia mengaku dekat dengan Kapolda bisa jadi, mengaku dekat dengan panitia boleh jadi. Tetapi orang-orang itu main spekulasi seolah olah dia itu mempunyai kedekatan emosional maupun hubungan secara khusus yang menjadikan calon ini lulus, jangan sampai terpengaruh itu,” katanya.