BPS: Sumbar alami deflasi dalam dua bulan terakhir

id Sumbar,Deflasi,Padang

BPS: Sumbar alami deflasi dalam dua bulan terakhir

Kepala BPS Sumatera Barat Sugeng Rianto (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

Padang (ANTARA) -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatera Barat(Sumbar) mengalami deflasi dalam dua bulan terakhir secara month to month yakni di bulan Maret dan April 2023.

Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto di Padang, Selasa mengatakan setelah di bulan Maret deflasi sebesar 0,09 persen maka kembali terjadi di bulan April 2023 deflasi 0,03 persen, secara month to month.

Menurut dia, deflasi yang terjadi ini merupakan gabungan dari dua kota yakni Kota Padang dan Bukittinggi. Untuk Kota Padang terjadi inflasi sebesar 0,03 persen dan Kota Bukittinggi terjadi inflasi 0,06 persen.

"Secara agregat, gabungan dua kota tercatat mengalami deflasi m-to-m sebesar 0,03 persen," kata dia.

Ia mengatakan penyebab utama terjadi deflasi adalah kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,58 persen dengan andil 0,18 persen.

Menurut dia, hal ini terjadi karena Sumbar telah melewati puncak inflasi pada Februari ditambah pengendalian harga pangan berjalan dengan baik serta adanya panen raya yang membuat harga makanan menurun.

"Pengendalian penyediaan barang dan ekspektasi masyarakat membaik sehingga membuat harga komoditas turun," kata dia.

Menurut dia, cabai merah menjadi komoditas pendorong terjadinya deflasi di Sumbar karena terjadi penurunan harga hingga 16,05 persen dengan andil inflasi 0,24 persen. Hal ini diikuti dengan harga beras yang turun 0,9 persen dan memberikan andil 0,04 persen.

"Kota Padang menjadi kota kesebelas yang mengalami inflasi dari 13 kota yang mengalami deflasi dan Kota Bukittinggi menjadi kota ke-72 dari 77 kota yang mengalami inflasi di Indonesia," kata dia.

Sementara itu secara year on year, Sumbar pada April 2023 mengalami inflasi secara agregat gabungan dua kota 5,24 persen dengan indeks harga konsumen 115,25.

Ia menyebutkan secara year on year Kota Padang mengalami inflasi sebesar 5,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,23 dan Kota Bukittinggi sebesar 4,98 persen dengan IHK sebesar 115,45.

Menurut dia angka ini wajar terjadi karena perbandingannya tahun lalu di saat angka inflasi tinggi akibat terjadinya kenaikan harga BBM saat itu dan dirinya memprediksi jika lewat September angka inflasi Sumbar akan di bawah 5 persen.

"Semua itu dapat terjadi jika apa yang sudah dijaga selama ini berjalan baik dan tidak ada keputusan pemerintah yang menyangkut kenaikan harga kebutuhan vital masyarakat," kata dia.

Sementara itu hingga April 2023, secara Year to Date (y-to-d) laju inflasi Kota Padang sebesar 0,46 persen dan laju inflasi Kota Bukittinggi sebesar 0,51 persen.

"Secara agregat, inflasi y-to-d Gabungan 2 Kota tercatat sebesar 0,46 persen," kata dia.