Sejumlah jorong di Solok Selatan terdampak abu vulkanis Gunung Kerinci
Padang Aro (ANTARA) - Sejumlah jorong di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, terdampak langsung abu vulkanis yang dikeluarkan oleh erupsi Gunung Kerinci yang berada di Kabupaten Kerinci, Jambi dan Solok Selatan, Sumatera Barat.
"Tiga jorong di Nagari Lubuk Gadang Tenggara mengalami hujan abu vulkanis karena erupsi Gunung Kerinci pada Rabu pagi. Hari ini abu vulkanis masih turun," kata Penjabat Wali Nagari Persiapan Lubuk Gadang Tenggara, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sahrizal saat dihubungi di Padang Aro, Kamis.
Ia menyebutkan tiga jorong yang terdampak langsung langsung abu vulkanis Gunung Kerinci, yakni Letter W (189 kepala keluarga), Teluk Air Putih (142 kepala keluarga), dan Lubuk Rasak (92 kepala keluarga).
Abu vulkanis Gunung Kerinci terlihat menutupi atap rumah warga dan dedaunan, namun masih tipis, katanya.
"Abu vulkanis yang sampai ke tiga jorong itu hanya tipis. Aktivitas masyarakat masih normal," ujarnya.
Semalam, katanya menambahkan hujan sempat turun sehingga abu yang menutupi atap rumah dan dedaunan sempat hilang.
Ia mengatakan selain ketiga jorong yang berada di kewalinagariaannya, Jorong Gunung Pasir, Nagari Lubuk Gadang, Solok Selatan juga terdampak abu vulkanis.
Mengingat aktivitas vulkanik Gunung Kerinci masih meningkat, ia mengimbau warga yang berada di sekitar gunung untuk meningkatkan kewaspadaan dan menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah.
"Abu vulkanis bisa mengganggu kesehatan," ujarnya.
Gunung Kerinci yang memisahkan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat pada Kamis kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanis setinggi 600 meter, lebih rendah dibanding letusan pada Rabu (11/1).
"Telah terjadi erupsi Gunung Kerinci pada tanggal 12 Januari 2023 pukul 06.20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 m di atas puncak (± 4.405 m di atas permukaan laut)," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, Irwan Syafwan melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang Aro, Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis.
Ia menambahkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 2 mm dan durasi sementara ini ± 13 menit 20 detik. Seismogram terekam tremor menerus dengan amplitudo 1-4 dominan 2.
"Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat," katanya.
Gunung api aktif tertinggi di Asia Tenggara ini saat ini berada pada Status Level II (Waspada).
Masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan dilarang mendaki kawah yang ada di puncak gunung di dalam radius 3 km dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius bahaya/KRB III).
Sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Sebelumnya, gunung yang berada di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Solok Selatan ini mengalami erupsi pada 11 Januari dengan tinggi kolom abu teramati ± 900 m di atas puncak (± 4.705 m di atas permukaan laut).
"Tiga jorong di Nagari Lubuk Gadang Tenggara mengalami hujan abu vulkanis karena erupsi Gunung Kerinci pada Rabu pagi. Hari ini abu vulkanis masih turun," kata Penjabat Wali Nagari Persiapan Lubuk Gadang Tenggara, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sahrizal saat dihubungi di Padang Aro, Kamis.
Ia menyebutkan tiga jorong yang terdampak langsung langsung abu vulkanis Gunung Kerinci, yakni Letter W (189 kepala keluarga), Teluk Air Putih (142 kepala keluarga), dan Lubuk Rasak (92 kepala keluarga).
Abu vulkanis Gunung Kerinci terlihat menutupi atap rumah warga dan dedaunan, namun masih tipis, katanya.
"Abu vulkanis yang sampai ke tiga jorong itu hanya tipis. Aktivitas masyarakat masih normal," ujarnya.
Semalam, katanya menambahkan hujan sempat turun sehingga abu yang menutupi atap rumah dan dedaunan sempat hilang.
Ia mengatakan selain ketiga jorong yang berada di kewalinagariaannya, Jorong Gunung Pasir, Nagari Lubuk Gadang, Solok Selatan juga terdampak abu vulkanis.
Mengingat aktivitas vulkanik Gunung Kerinci masih meningkat, ia mengimbau warga yang berada di sekitar gunung untuk meningkatkan kewaspadaan dan menggunakan masker jika beraktivitas di luar rumah.
"Abu vulkanis bisa mengganggu kesehatan," ujarnya.
Gunung Kerinci yang memisahkan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat pada Kamis kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanis setinggi 600 meter, lebih rendah dibanding letusan pada Rabu (11/1).
"Telah terjadi erupsi Gunung Kerinci pada tanggal 12 Januari 2023 pukul 06.20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 m di atas puncak (± 4.405 m di atas permukaan laut)," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, Irwan Syafwan melalui keterangan tertulis yang diterima di Padang Aro, Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis.
Ia menambahkan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur laut dan timur.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 2 mm dan durasi sementara ini ± 13 menit 20 detik. Seismogram terekam tremor menerus dengan amplitudo 1-4 dominan 2.
"Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat," katanya.
Gunung api aktif tertinggi di Asia Tenggara ini saat ini berada pada Status Level II (Waspada).
Masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan dilarang mendaki kawah yang ada di puncak gunung di dalam radius 3 km dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius bahaya/KRB III).
Sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Sebelumnya, gunung yang berada di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Solok Selatan ini mengalami erupsi pada 11 Januari dengan tinggi kolom abu teramati ± 900 m di atas puncak (± 4.705 m di atas permukaan laut).