Direktur RS Ibnu Sina: perkara dokter spesialis-perawat urusan personal

id Direktur RS Inu Sina,Berita Pasaman Barat

Direktur RS Ibnu Sina: perkara dokter spesialis-perawat urusan personal

Perawat RSI Ibnu Sina Pasaman Barat Syunika Rahman (37) saat melakukan visum terhadap dugaan penganiayaan terhadap dirinya, Rabu (23/11) malam. (Antara/Altas Maulana)

Simpang Empat (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Meri menegaskan persoalan antara dokter spesialis bedah FBP dengan seorang perawat Syunika Rahman (37) merupakan masalah personal.

"Itu murni masalah personal tidak ada hubungan dengan rumah sakit," tegasnya di Simpang Empat, Kamis.

Meskipun ditanyakan apa sikap manajemen rumah sakit terhadap persoalan itu, ia enggan berkomentar banyak dan menegaskan masalah itu bukan masalah rumah sakit.

Perkara dugaan penganiayaan oleh dokter spesialis bedah kepada seorang perawat pembantu itu mengakibatkan mereka saling melapor ke Polres Pasaman Barat, Rabu (23/11) malam

Perawat Syunika Rahman membuat laporan polisi karena diduga dokter FBP melakukan penganiayaan kepada dirinya sedangkan dokter membuat laporan pengaduan.

"Mereka berdua saling lapor. Perawat buat laporan polisi, dokter membuat laporan pengaduan," kata Kepala Satuan Reskrim Polres Pasaman Barat AKP Fahrel Haris.

Pihaknya masih mendalami persoalan itu dan akan memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan.

Pada perkara itu perawat pembantu Syunika Rahman (37) membuat laporan polisi terhadap dokter spesialis bedah FBP diduga melakukan penganiayaan terhadap dirinya.

"Saya tidak terima dengan perlakuannya dan saya membuat laporan ke polisi pada Rabu malam dengan Nomor: LP/B/288/XI/2022/SPKT/POLRES PASAMAN BARAT/POLDA SUMBAR tentang peristiwa pidana UU Nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP Pasal 352," katanya.

Menurutnya akibat perlakuan dokter spesialis itu mengakibatkan kulit di bawah hidungnya mengalami luka dan telah dilakukan visum di Rumah Islam Ibnu Sina.

Ia menjelaskan kejadian itu berawal pada Rabu (23/11/ malam ketika operasi bedah mau dilaksanakan.

Saat itu ada yang minta sarung tangan atau handscoon karena operasi mau dimulai. Mendengar ada permintaan itu maka dirinya pergi menuju ruangan operasi mengantarkan apa yang diminta.

Ketika sudah membuka pintu ruangan operasi tiba-tiba dokter spesialis itu menghardiknya dan disuruh keluar.

"Saya terkejut karena tiba-tiba dihardik padahal mengantarkan kelengkapan operasi yang diminta karena selama ini biasa saja karena sudah tugas saya," katanya.

Lalu mendengar ia dihardik maka dijawabnya agar bicara itu bagus-bagus saja.

"Mendengar jawaban itu saya semakin dihardiknya dan dibentak-bentak. Terjadilah pertengkaran saling jawab kata," katanya

Kemudian tiba-tiba dokter itu langsung menyerang dengan memegang krah baju sembari di dorong ke kiri, kanan sampai ke dinding.

"Kuatnya serangan itu maka tangannya mengenai hidung saya dan membuat kulit di bawah hidung mengalami luka. Beruntung saat itu ada yang datang melerainya," katanya.

Akibat perlakuan dokter itu maka dia membulatkan tekat membuat laporan ke Polres Pasaman Barat agar diproses sesuai aturan dan hukum yang berlaku.

Ia juga telah melakukan visum di RSI Ibnu Sina didampingi pihak kepolisian terhadap luka yang diperoleh dari dokter spesialis itu.

Sementara itu dokter spesialis FBP saat dikonfirmasi Kamis (24/11) tidak menjawab dan pesan singkatpun tidak membalas.***2***